Aksi Moge Jokowi di Pembukaan Asian Games Rebut Suara Milenial

Senin, 20 Agustus 2018 | 18:50 WIB
Aksi Moge Jokowi di Pembukaan Asian Games Rebut Suara Milenial
Video Jokowi naik sepeda motor ke Stadion GBK Jakarta yang ditampilkan pada awal pembukaan Asian Games 2018, Sabtu (18/8/2018) malam. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal Calon Presiden Joko Widodo mendapatkan simpatik atas aksinya mengendarai sepeda motor gede (moge) dalam video pada upacara pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8/2018).

Meskipun dalam aksinya itu Jokowi digantikan posisinya oleh stuntman atau peran pengganti, namun keputusannya untuk terlibat dalam momentum pembukaan Asian Games 2018 secara tidak langsung dapat menarik suara milenial atau anak muda pada Pemilihan Presiden 2019 nanti.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Haryadi menjelaskan Jokowi berhasil memanfaatkan momentum pembukaan Asian Games 2018 untuk mempertahankan citranya sebagai sosok presiden yang banyak disukai masyarakat.

"Secara artistik aksi mengendarai moge oleh Jokowi cukup menghibur dan memikat banyak kalangan. Jokowi berhasil memanfaatkan momentum pembukaan Asian Games secara tepat untuk fokus pada citra personalnya," kata Ade kepada Suara.com, Senin (20/8/2018).

Baca Juga: Petugas INASGOC: Calo Beli Tiket Asian Games 2018 dengan KTP

Ade pun yakin bahwa keterlibatan Jokowi tersebut mampu menyaingi lawannya dalam Pilpres 2019, yakni Sandiaga Uno yang maju sebagai pasangan capres Prabowo Subianto.

"Bisa (bersaing), apalagi kalau dikaitkan dengan posisi Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo yang cukup mendapat respon positif di generasi milenial," ujarnya.

Namun, kata Ade, Jokowi harus berhati-hati saat memilih strategi untuk membangun atau menjaga citranya sebagai Presiden RI 'gaul'. Sebab menurutnya, apabila Jokowi terus menerus menggunakan taktik yang sama, ditakutkan Jokowi akan terjebak ke dalam efek jenuh.

"Biasanya aksi atau gestur yang dimaksudkan untuk membangun citra politik tertentu dapat terjebak dalam 'saturation effect' atau efek jenuh, jika tidak ada kebaruan yang faktual dan redundancy atau pengulangan berlebihan," pungkasnya.

Baca Juga: Wuih! Calo Tiket Asian Games 2018 Punya Kode Khusus untuk Jualan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI