Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta semua pihak agar tidak mengkapitalisasi aksi para pelajar TK Kartika V, Probolinggo untuk kepentingan politik. Sebelumnya, para anak TK itu mengenakan cadar dan replika senjata dalam karnaval budaya di Probolinggo pada Sabtu (18/8/2018).
Muhadjir mengatakan, aksi yang dilakuka oleh para pelajar TK itu murni ide spontanitas tanpa ada unsur radikalisme. Muhadjir pun meminta agar aksi ini tidak dikapitalisasi oleh siapa pun.
"Jangan sampai dikapitalisasi untuk kepentingan-kepentingan, tak baik di politik," kata Muhadjir saat ditemui di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
Muhadjir menjelaskan, ia telah menemui langsung dengan orang-orang yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan acara, mulai dari kepala sekolah, kepolisian, kodim hingga MUI. Dari hasil pembahasan, masalah yang dikhawatirkan olrh masyarakat luast mengenai adanya indikasi radikalisme tak terbukti dan sudah dianggap selesai.
Baca Juga: Dukung Anak TK Karnaval Bercadar, Mendikbud: Tidak Radikal
Terlebih, TK Kartika V merupakan sekolah yang berada dibawah naungan Kodim 0820 Probolinggo. Sehingga, nuansa nasionalisme pun sangat terasa di sekolah itu.
"TK dibawah binaan Kodim. Untung saja. Mungkin kalau dibawah yang lain ribet. Saya sudah ketemu kepala sekolah, MUI dan sebetulnya tak seseru yang dilihat," ungkap Muhadjir.
Sebelumnya, beredar video viral puluhan bocah TK yang mengikuti karnaval kebudayaan pada perayaan HUT RI ke-73 di Probolinggo. Kostum yang dikenakan oleh para peserta mengundang komentar dari warganet.
Dalam pawai tersebut, semua peserta tak memakai baju khas daerah di Indonesia atau atribut perayaan kemerdekaan RI. Bocah-bocah peserta pawai justru memakai pakaian serba hitam serta cadar. Tak hanya itu, mereka juga menenteng mainan senjata laras panjang.
Baca Juga: Kasus Anak TK Bercadar, Mendikbud Temui Kepala Sekolah