Suara.com - Seluruh lampu stadion telah padam, pesta pembukaan Asian Games usai, dan para pembesar sudah kembali ke peraduan, dengan segala puja puji kepada mereka. Setelah riuh rendah menjadi samar-samar, 500 orang penyapu datang. Mereka bekerja di kegelapan, untuk melayani terang.
Tiga orang berpakaian oranye dan berompi hijau sibuk memasukkan plastik-plastik sampah ke kantong hitam berukuran besar di area Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (18/8/2018) malam.
Sementara seorang lainnya menjadi mandor, mengawasi mereka dan mencari sampah-sampah yang tercecer.
”Kami baru bekerja setelah jam 22.00 WIB. Tadinya tak boleh masuk, karena di stadion masih ada RI 1 (Presiden Joko Widodo). Dia datang sejak sore,” kata Abdurrahman pengawas relawan kebersihan di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8) malam pekan lalu.
Baca Juga: Mulai September, Kendaraan Militer Beralih Pakai Bensin Biodiesel
Abdurrahman dan krunya sudah bersiaga sejak pagi di kawasan Senayan. Namun, mereka tak langsung dibolehkan bekerja. Sebab sejak Sabtu pagi, personel TNI dan Polisi mengadakan latihan pengamanan.
Seusai seremoni Asian Games 2018, barulah mereka bekerja, memunguti sampah terutama di dalam area stadion.
”Setelah selesai di dalam stadion, baru kami sweeping sampah yang ada di luar. Banyak sekali. Kalau hari biasa, sampahnya paling 33 ton, tapi malam ini tampaknya bisa mencapai 43 ton atau bahkan 45 ton nih,” tuturnya.
Meski bekerja hingga larut malam, Abdurrahman mengakui tak ada kompensasi seperi uang bonus untuk mereka.
”Tidak ada bonus. Kalau jatah makan sih dikasih oleh Inasgoc. Ya ibaratnya mobil, kalau tak ada bensin kan tidak bisa jalan,” tukasnya.
Baca Juga: Isu Mahar Politik Sandiaga, Andi Arief Tak Jadi Diperiksa Bawaslu
Upaca pembukaan Asian Games 2018 dipuji banyak orang sebagai pesta yang sukses, mewah, dan mengagumkan.