Suara.com - Insiden padamnya api obor Asian Games saat dibawa lari oleh Presiden Jokowi, Jumat (17/8/2018), dipolitisasi oleh sejumlah pihak.
Sekjen Partai Persatuan Pembanguan Asrul Sani berharap, penafsiran liar terhadap insiden matinya api obor Asian Games 2018 saat dibawa Jokowi segera dihentikan.
"Sudahlah, tidak usah pakai isu klenik untuk melihat sebuah kejadian," kata Asrul saat ditemui di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018).
Asrul menuturkan, jangan-jangan semisal dirinya tersandung bisa juga ditafsirkan macam-macam. Untuk itu, dia menegaskan jangan menggunakan ilmu klenik dalam melihat suatu peristiwa, termasuk matinya api obor yang sempat dibawa Presiden Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Akan Temui Joni, Pemanjat Tiang Bendera di Perbatasan
"Komentar saya itu saja, jangan pakai ilmu kelenik. Kalau saya tersandung, terus nanti saya ditafsirkan ini tersandung apa, ada apa, ini kan repot," pungkasnya.
Untuk diketahui, pada Jumat (17/8) sore, Presiden Jokowi menyambut obor Asian Games 2018 yang tiba di Istana Merdeka.
Namun, ada peristiwa yang menjadi sorotan di halaman Istana Merdeka sore itu. Api obor tersebut sempat mati ketika dibawa berlari oleh Jokowi.
Kendati begitu, tak berapa lama kemudian petugas membantu menyalakan api obor tersebut. Jokowi pun melanjutkan larinya ke panggung utama Istana dan menyerahkan kepada Ketua Inasgoc Erick Thohir.
Baca Juga: Pawai HUT ke-73 RI Bocah-bocah TK Ini Dikecam Publik