HUT ke-73 RI, Menjadi Kiri di Era Milenial

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 17 Agustus 2018 | 17:54 WIB
HUT ke-73 RI, Menjadi Kiri di Era Milenial
Ilustrasi pengambilan foto selfie. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Padahal, teruss Ubaidillah, wacana dan gerakan kiri adalah pemikiran serta gerakan sosial yang senantiasa melawan, mengkritik, menentang, bahkan menghancurkan segala hal yang berbau kemapanan. Misalnya, kemapanan kekuasaan otoriter yang menindas atau kemapanan kapitalisme modern yang memiskinkan bangsa ini.

Perlunya Ideologi Kiri

Ubaidillah meyakini, bangsa Indonesia kekinian masih membutuhkan ideologi Kiri. Sebab, dalam konteks perekonomian, sumber daya mineral, minyak dan gas bumi Indonesia masih didominasi dan dikuasai asing.

”Bangsa asing, terutama Amerika Serikat, sangat menguasai sumber daya alam yang merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan perusahaan di seluruh dunia untuk menghasilkan barang dan jasa,” terangnya.

Baca Juga: Hadapi Timnas Indonesia U-23, Laos Tak Gentar

Hal ini menunjukkan Indonesia masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Upaya mengundang investasi asing belum mampu menjadikan Indonesia sebagai pengendali utama sumber daya yang seharusnya menjadi hak penduduk Indonesia.

Kabar mutakhir, setelah berseteru dengan Tiongkok, kini Amerika Serikat (AS) menyulut perang dagang dengan Indonesia.

Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu telah mengajukan permohonan ke World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia senilai USD 350 juta atau sekitar Rp 5,04 triliun.

AS menuduh Indonesia tidak mengindahkan putusan WTO yang memenangkan AS dan Selandia Baru terhadap restriksi impor produk daging dan hortikultura di tingkat banding, pada 2017. AS menuding Indonesia masih membatasi impor makanan, tanaman, dan produk hewan lainnya.

Ini termasuk membatasi impor buah-buahan seperti apel, anggur, kentang, bawang, buah kering, sapi, daging sapi, serta daging ayam.

Baca Juga: Jokowi Bawa Obor Asian Games 2018, Api Sempat Mati

AS mendesak Organisasi Perdagangan Dunia menjatuhkan sanksi senilai USD 350 juta  kepada Indonesia. Sanksi ini sebagai ganti rugi dampak buruk yang timbul akibat kebijakan pembatasan impor Indonesia tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI