Anti Kiri
“Ironisnya, mereka yang anti-kiri mengklaim diri sebagai penyelamat Pancasila. Revolusi Indonesia, yang susah payah diperjuangkan sejak Agustus 1945, makin bergeser ke kanan. Pancasila pun hendak diselewengkan menjadi kanan. Tanggal 6 November 1965, misalnya, saat sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor, Bung Karno marah besar atas upaya menyelewengkan Pancasila menjadi kanan itu,” tutur Ubaidillah.
Dalam penafsirannya, Bung Karno mengartikulasikan Kiri tidak hanya anti-imperialisme atau penjajahan asing terhadap rakyat Indonesia.
Bung Karno, sambung Ubaidillah, memaknai Kiri secara luas, yakni anti terhadap segala bentuk eksploitasi (uit-buiting). Kiri menghendaki suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Baca Juga: Hadapi Timnas Indonesia U-23, Laos Tak Gentar
”Pendek kata, Bung Karno mendefenisikan kiri sebagai sikap politik yang menentang segala bentuk pengisapan dan penindasan,” jelasnya.
Ubaidillah memaparkan, ”Kiri” secara politik adalah sikap seseorang untuk menentang pengisapan manusia atas manusia, dan pengisapan bangsa atas bangsa. Dengan demikian, kiri mestilah anti kapitalisme, anti otoritarianisme, dan anti imperialisme.
”Lantas, apa alasan bung Karno menyebut Pancasila itu kiri? Karena Pancasila anti kapitalisme, anti neoimperalisme, dan anti neokolonialisme. Pendeknya, Pancasila itu anti pengisapan manusia atas manusia,” katanya.
Namun, ia mengakui, dalam perjalanan sejarah, terminologi ”kiri” sering kali ditimpahkan pada segala hal (pemikiran dan gerakan sosial) yang berusaha membaca ulang atas situasi-situasi mapan atau dimapankan oleh kekuasaan dan kekuataan dominan.
Menariknya, istilah ”kiri” kemudian menjadi hantu ketika dilabelkan pada setiap pemikiran dan gerakan sosial yang mengusung simbol-simbol revolusi, sosialisme, marxisme, atau komunisme.
Baca Juga: Jokowi Bawa Obor Asian Games 2018, Api Sempat Mati
”Terdapat kesadaran di dalam masyarakat kita bahwa ’kiri’ sangat melekat pada ideologi komunisme, apalagi kalau dikontekstualisasikan pada suatu keadaan Indonesia yang terdapat luka sejarah akibat komunisme. Parahnya, ’kiri’ selalu diidentikkan dengan komunis,” ungkapnya.