Suara.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengatakan, partai yang dipimpinnya belum memutuskan sikap untuk mendukung satu dari dua pasangan capres - cawapres kandidat peserta Pilpres 2019.
Pasalnya, Yusril menilai dari kedua pasangan capres – cawapres, baik Joko Widodo – Maruf Amin maupun Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, memiliki masalah masing-masing.
"Yang lain bingung, kami malah tenang ya. Kami tegas mengatakan dua-duanya ini ada baiknya dan ada buruknya. Dua-dua ini ada masalah, kami belum menentukan sikap," kata Yusril di sela-sela sidang kasus BLBI di gedung Pengadilan Tipikor, jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Yusril menjelaskan, masalah yang dihadapi Prabowo adalah tidak menuruti hasil ijtimak GNPF Ulama yang merekomendasikan Ustaz Abdul Somad dan Salim Segaf Al-Jufri untuk menjadi cawapresnya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Kebiasaan Pemimpin Sekte Penghapus Utang
Prabowo lebih memilih Sandiaga Uno yang dideklarasikan sehari menjelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum, Kamis (9/8).
"Tidak pilih keduanya hasil ijtimiak, yang intinya ulama. Dia justru memilih pengusaha sekaligus Wagub DKI Jakarta," kata Yusril.
Ia mengatakan, PBB baru memutuskan mendukung atau tidak Prabowo – Sandiaga Uno setelah ada ijtimak ulama jilid II.
"Apakah mendukung keputusan Prabowo atau menolaknya. Jadi kan PBB diam, yang lain kan sudah terlanjur (mendukung)," katanya.
Berbeda dengan pasangan Prabowo-Sandiaga, Yusril menyebut masalah yang ada pada pasangan Jokowi – Amin Maruf terkait jabatan sang bakal cawapres di PBNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Prabowo Subianto Susul Sandiaga Uno Sowan ke PBNU
Menurut Yusril, dalam anggaran dasar PBNU dan MUI, seorang Rais Aam dan Ketua Umum tidak boleh menduduki jabatan politik dan jabatan negara.