Di Depan Jokowi, Ketua MPR Sebut 3 Tantangan Ekonomi Indonesia

Kamis, 16 Agustus 2018 | 11:44 WIB
Di Depan Jokowi, Ketua MPR Sebut 3 Tantangan Ekonomi Indonesia
P‎idato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2018 . [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebutkan ada tiga tantangan perekonomian nasional yang membutuhkan terobosan kebijakan dari pemerintah. Ini diungkap Zulkifli saat memberikan pidato di sidang tahunan MPR di gedung parlemen, Kamis (16/8/2018).

"Tantangan pertama adalah masalah kesenjangan ekonomi," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam pidatonya.

Pihaknya bersyukur penurunan gini ratio yang dicapai oleh pemerintah dari 0,41 menjadi 0,39 saat ini. Hal itu terjadi akibat turunnya pendapatan masyarakat kelas atas ketimbang naiknya pendapatan masyarakat kelas bawah.

"Yang sangat perlu diperhatikan adalah golongan miskin dan hampir miskin masih sangat besar jumlahnya. Golongan ini sangat rentan terhadap perubahan harga," ujar Zulkifli.

Oleh sebab itu, Zulkifli Hasan meminta kepada pemerintah untuk menjaga harga-harga barang kebutuhan rumah tangga agar daya beli tidak tergerus.

"Kedua adalah masalah stabilitas dan defisit transaksi berjalan. Pemberdayaan ekonomi kecil dan mikro perlu terus dikembangkan, di antaranya melalui fasilitas kredit, fasilitas produksi dan pasar, termasuk bantuan pemasaran dan teknologi agar mereka tumbuh dan berkembang." papar Zulkifli Hasan.

Menurut dia, kesempatan berusaha dari kebijakan perluasan pembangunan infrastruktur harus didistribusikan secara luas ke daerah melalui usaha swasta besar, menengah, dan kecil.

Kemudian ketiga adalah masalah pengelolaan utang. Negara harus menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah krisis sejak dini. Hal ini menjadi penting dalam kerangka menjaga ketahanan ekonomi.

"Kita perlu melakukan pengetatan prediksi-prediksi perekonomian secara cermat, terukur, dan akuntabel, diantaranya mengenai nilai tukar rupiah dalam perekonomian global, penguatan-penguatan di sektor industri, pembatasan arus impor, serta peningkatan daya saing komoditas dan peningkatan daya ekspor kita," imbuh Zulkifli Hasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI