Suara.com - Sekjen PDIP: Pernyataan Mahfud MD Sangat Manusiawi
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Mahfud MD yang mengungkap dinamika perihal gagakl menjadi cawapres Jokowi lebih beradab ketimbang politik mahar.
Soal politik mahar, Hasto merujuk pada informasi Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menuduh Sandiaga Uno memberikan Rp 500 miliar kepada PKS maupun PAN agar disetujui menjadi cawapres Prabowo Subianto.
“Seluruh dinamika penetapan cawapres Pak Jokowi masih wajar, dan jauh lebih beradab dibandingkan dengan penetapan cawapres Prabowo yang diwarnai transaksi jual beli dukungan atau mahar politik sebesar Rp 1 Trilyun”, ujar Hasto Kristiyanto lewat keterangannya, Rabu (15/8/2018).
Baca Juga: Sukseskan Asian Games, Mandiri Luncurkan e-Money Edisi Khusus
Dirinya menyebut Koalisi Indonesia Kerja menganggap capres dan cawapres merupakan pemimpin rakyat. Oleh karena itu, dalam prosesnya tidak boleh dikotori dengan politik uang.
“Awal kehancuran suatu bangsa adalah memilih pemimpin tertingginya dengan mengabaikan moral, etika, dan keadaban publik. Kami semua sungguh heran, betapa murahnya rekomendasi untuk menjadi cawapres. Ini gambaran rusaknya peradaban politik bangsa. Mereka yang telah memperjual belikan pencalonan hanya demi uang tidak bisa dibenarkan dengan cara apa pun," jelasnya.
Hasto juga menyebut bahwa penetapan Maruf Amin sebagai cawapres pendamping Jokowi adalah melalui dialog antarpemimpin partai.
Dirinya juga mengatakan, dinamika yang terjadi dalam tubuh masing-masing partai yang berbeda adalah sesuatu yang wajar.
"Namun pada akhirnya Pak Jokowi mengambil keputusan atas dasar pilihan nurani, kemerdekaan politik dan mencari sosok pemersatu, sosok pengayom, sosok yang selama 1 tahun terakhir sangat aktif berdialektika dengan Pancasila, sehingga Kiai Maruf hadir," tutur Hasto.
Baca Juga: Romy: Bukan Cuma Mahfud MD, Jokowi Juga Nominasikan CT