Suara.com - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polda Sulawesi Selatan berhasil meringkus empat jaringan teroris Santoso di dua kabupaten berbeda Sulawesi Selatan.
"Hari Jumat (10/8) itu anggota Densus 88 Antiteror bersama anggota Densus di Polda Sulsel serta Polres Bone dan Luwu Timur bersama-sama mengamankan empat jaringan teroris," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani seperti diberitakan Antara, Sabtu (11/8/2018).
Empat orang anggota jaringan teroris Santoso yang dibekuk yakni berinisial B dan M. Keduanya diringkus di wilayah Luwu Timur (Lutim). Dua lainnya yakni R dan I diringkus di Kabupaten Bone.
Dicky mengatakan, penangkapan terhadap empat orang anggota jaringan teroris Santoso itu dilakukan setelah anggota mengetahui keberadaannya termasuk rencana aksi dan barang bukti bahan peledaknya.
Baca Juga: Jelang Hari Penutupan GIIAS 2018, Ini Dia Miss Auto Show
Untuk barang bukti yang diamankan polisi yakni bahan peledak (handak) sebanyak 15 kilogram. Bahan peledak ini disimpan di antara pupuk urea untuk mengelabui polisi dan masyarakat.
"Selain mengamankan keempat jaringan teroris ini, anggota juga mengamankan barang buktinya bahan peledak seberat 15 kilogram. Ini bahan peledak mau digunakan untuk meledakkan beberapa tempat di Indonesia," katanya.
Dicky mengatakan, seusai penangkapan terhadap keempat orang jaringan teroris Santoso ini, anggota Densus 88 Antiteror selanjutnya akan membawanya ke Mabes Polri untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Apalagi keempat jaringan teroris Santoso ini, lanjut Kombes Dicky, merupakan anggota aktif dan terlibat dalam beberapa aksi sejak tahun 2010.
Menurut mantan Direktur Sabhara Polda Kepulauan Riau itu, keempatnya anggota aktif yang berada di wilayah pegunungan Sulawesi Tengah bersama dengan Santoso.
Baca Juga: Neno Warisman Didatangi Polisi karena Mau Demo Tanpa Izin
"Santoso itu punya banyak anggota aktif dan ini merupakan pendukung. Sedangkan simpatisan-simpatisan adalah warga setempat, yang ditangkap pendukung," ucapnya.