Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat sebanyak tujuh kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilanda kekeringan dan krisis air bersih.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Sumardi mengatakan, ketujuh kecamatan tersebut yakni Tenjo, Sukajaya, Ciampea, Citeureup, Babakan Madang, Rancabungur dan Klapanunggal.
"Dari tujuh kecamatan itu ada sembilan desa terdiri 4.589 kepala keluarga atau sebanyak 15.400 jiwa yang terdampak kekeringan selama dua pekan terakhir," kata Sumardi, Sabtu (11/8/2018).
Suamardi menambahkan, kecamatan yang terparah akibat kekeringan ini ada di Kecamatan Tenjo. Di sana, warga hanya bisa mengandalkan bantuan air bersih dari BPBD untuk dikonsumsi sehari-hari.
"Paling parah baru tiga desa yang terdiri dari 22 kampung di Tenjo. Untuk mandi mereka masih bisa mengambil dari sumur dan solokan. Kalau minum, dari air bersih yang kita distribusikan," jelasnya.
Namun, Sumardi menyebut bahwa kekeringan ini belum separah saat musim kemarau pada 2015 lalu. Hal itu terlihat dari belum adanya laporan dari wilayah langganan kekeringan seperti di Jonggol.
"Mungkin karena penanganan air yang sudah bagus di sana. Jadi dampak kekeringan tidak separah dulu. Tapi kita tetap siaga jika dibutuhkan. Diprediksi kekeringan ini sampai akhir Agustus," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Bogor Asep Usman mengatakan pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 30 truk tangki mulai pertengahan bulan Juli 2018 lalu.
"Sampai saat ini, kami sudah sekitar 30 truk tangki berkapasitas 5.000 liter air bersih yang telah kita distribusi ke warga yang membutuhkan," ujar Asep.
Asep menjelaskan, laporan kekeringan dan permohonan bantuan air bersih diterima BPBD melalui pesan singkat. Selanjutnya, relawan BPBD akan mengecek kondisi di lapangan sekaligus mendata jumlah warga yang membutuhkan air bersih.