Suara.com - Nomadic Market adalah sebuah konsep baru untuk uji coba destinasi digital yang nomad. Tempatnya bisa berpindah-pindah, tetapi menggunakan brand yang sama dan tetap ditangai komunitas Genpi, Generasi Pesona Indonesia.
“Akan kita uji coba. Pasar Karetan khusus Minggu besok, 12 Agustus 2018, pindah ke Sam Po Kong di Simongan, Kota Semarang,” kata Mei Kristianti, Juragan Pasar Karetan.
Momen ini bertepatan dengan Festival Chengho, di Sam Po Kong, Semarang, Jawa Tengah.
Di Sam Po Kong, beberapa pedagang Pasar Karetan akan berjualan membuka stan di sana. Beberapa penjualnya juga akan diboyong ke sana.
Baca Juga: Destinasi Digital Pasa Sago Siap Launching 5 Agustus 2018
“Kami akan umumkan, setiap Minggu akan berpindah-pindah, sesuai dengan program yang dibuat Genpi,” kata Mei.
Kenapa di Festival Cheng Ho di Sam Poo Kong?
Karena tradisi itu juga sudah menjadi wisata budaya yang mendunia. Banyak wisman dan didukung Wonderful Indonesia.
Ribuan orang bakal berdatangan di Sam Po Kong, karena ada panggung besar yang menampilkan performance budaya dan teatrikal.
Mengapa berpindah-pindah?
Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono, menjelaskan, pasar Genpi atau destinasi digital berbasis pada customers. Pelanggannya adalah para followers dan netizen yang berinteraksi dan engage di media sosial, melalui semua platform, baik Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, Line dan WhatsApp.
“Dalam nomadic tourism, ada 3A hal sesuai dengan pengambangan destinasi, yakni nomadic amenity, seperti glamcamp dan homepod. Lalu nomadic access, seperti heli, seaplane, dan karavan atau penginapan di mobil. Nomadic attraction, seperti show yang bisa berpindah-pindah,” jelas Don.
Destinasi digital itu bisa juga berpindah-pindah, dari satu site ke site yang lain. Audience-nya juga sangat mobile, bermukim di digital media, dan digerakkan oleh sosial media.
“Kami uji coba di Pasar Karetan yang sudah memiliki bran di wilayah Semarang, Kendal dan Jawa Tengah,” kata Don.
Konsep nomadic market ini, jika berhasil akan lebih banyak spot destinasi wisata di daerah yang bisa digaungkan melalui nomadic attraction. Hal ini bisa memperkuat promosi destinasi yang sudah lama ada.
“Sifatnya yang lincah, mobile, dan digital ini menjadi salah satu kekuatan baru destinasi digital dalam mempromosikan pariwisata di daerah masing-masing,” tambahnya.
Pada Minggu, 12 Agustus 2018, akan hadir pasar pasar baru, yakni Pasar Cijaringao Genpi Bandung di Kota Kembang dan Pasar Bintan Bertuah, di yang dikreasi anak-anak muda Grnpi Bintan.
“Tentu ini akan menambah seru, destinasi bertema kuliner, alam dan budaya di Bandung dan Bintan,” kata Don.
Destinasi digital lain yang bakal beroperasi adalah Pasar Maya Asih Kuningan, Pasa Sago Payakumbuh Sumbar, Pasar Lambung Aceh, Pasar Karetan (uji coba Nomadic Market di Sam Po Kong Semarang), Pasar Kakilangit Jogja, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Kaulinan Menes Banten, Pasar Kampung Markissa Kota Tangerang, Pasar 1000 Batoe Lampung, Pasar Mangrove Batam, Pasar Tahura Lampung dan lainnya.
“Pasar Pancingan Lombok sementara off dulu, menghormati masyarakat Lombok yang sedang berduka karena bencana gempa bumi. Selain itu, banyak personel Genpi Lombok Sumbawa yang masih menjadi relawan yang ikut meringankan beban masyarakat yang sedang bersedih,” ujarnya.