“Dalam nomadic tourism, ada 3A hal sesuai dengan pengambangan destinasi, yakni nomadic amenity, seperti glamcamp dan homepod. Lalu nomadic access, seperti heli, seaplane, dan karavan atau penginapan di mobil. Nomadic attraction, seperti show yang bisa berpindah-pindah,” jelas Don.
Destinasi digital itu bisa juga berpindah-pindah, dari satu site ke site yang lain. Audience-nya juga sangat mobile, bermukim di digital media, dan digerakkan oleh sosial media.
“Kami uji coba di Pasar Karetan yang sudah memiliki bran di wilayah Semarang, Kendal dan Jawa Tengah,” kata Don.
Konsep nomadic market ini, jika berhasil akan lebih banyak spot destinasi wisata di daerah yang bisa digaungkan melalui nomadic attraction. Hal ini bisa memperkuat promosi destinasi yang sudah lama ada.
Baca Juga: Destinasi Digital Pasa Sago Siap Launching 5 Agustus 2018
“Sifatnya yang lincah, mobile, dan digital ini menjadi salah satu kekuatan baru destinasi digital dalam mempromosikan pariwisata di daerah masing-masing,” tambahnya.
Pada Minggu, 12 Agustus 2018, akan hadir pasar pasar baru, yakni Pasar Cijaringao Genpi Bandung di Kota Kembang dan Pasar Bintan Bertuah, di yang dikreasi anak-anak muda Grnpi Bintan.
“Tentu ini akan menambah seru, destinasi bertema kuliner, alam dan budaya di Bandung dan Bintan,” kata Don.
Destinasi digital lain yang bakal beroperasi adalah Pasar Maya Asih Kuningan, Pasa Sago Payakumbuh Sumbar, Pasar Lambung Aceh, Pasar Karetan (uji coba Nomadic Market di Sam Po Kong Semarang), Pasar Kakilangit Jogja, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Kaulinan Menes Banten, Pasar Kampung Markissa Kota Tangerang, Pasar 1000 Batoe Lampung, Pasar Mangrove Batam, Pasar Tahura Lampung dan lainnya.
“Pasar Pancingan Lombok sementara off dulu, menghormati masyarakat Lombok yang sedang berduka karena bencana gempa bumi. Selain itu, banyak personel Genpi Lombok Sumbawa yang masih menjadi relawan yang ikut meringankan beban masyarakat yang sedang bersedih,” ujarnya.