Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kembali melontarkan klaim kontroversial, mengenai sepak terjang Sandiaga Uno yang disebutnya bakal menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Termutakhir, Andi mengungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno sempat menemui dirinya untuk menggulingkan duet Prabowo – Agus Harimurti Yudhoyono.
Andi mengklaim, Sandiaga berkeinginan menjadi capres berpasangan dengan AHY. Namun, upaya itu digagalkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak mau mengkhianati Prabowo.
"Suatu hari, utusan Sandi Uno diutus bertemu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandy-AHY, esoknya saya ditemukan dengan Sandi Uno," tulis Andi pada akun pribadi twitter @AndiArief__ , Kamis (9/8/2018) pukul 12.14 WIB.
Baca Juga: Jokowi: Saya dan Cawapres Daftar KPU Besok Pukul 09.00 WIB
Hasil pertemuan itu lalu ia sampaikan kepada SBY. Namun, SBY tak mau menerima usulan Sandiaga itu karena bersetia pada Prabowo.
"Saya sampaikan ke SBY, lalu SBY bilang: saya tak akan pernah khianati Prabowo," tulis Andi mengulang pernyataan SBY.
Andi menuturkan, Demokrat sebagai partai yang berkoalisi dengan Partai Gerindra mengakui tidak mempermasalahkan insiden tersebut.
Namun, ia menuturkan mengungkapkan fakta tersebut sebagai pesan yang harus diketahui Prabowo.
"Saya tidak kecewa sedikit pun pada pencapresan Prabowo - Sandiaga Uno. Saya hanya ingin tuit ini didengar Prabowo bahwa orang yang akan menjadi cawapresnya adalab yang dua minggu lalu akan menggulingkannya," katanya.
Baca Juga: Polisi Sulit Ungkap Penembak Sopir Truk, Jasa Marga Jadi Sasaran
Saya tidak kecewa sedikitpun pada pencapresan Prabowo - Sandi Uno. Saya hanya ingin tuit ini didengar Prabowo bahwa orang yang akan menjadi cawapresnya adalab yg dua minggu lalu akan menggulingkannya.
— andi arief (@AndiArief__) August 9, 2018
Lebih lanjut Andi mengakui Partai Demokrat menilai Prabowo berbuat kesalahan dalam memilih sosok cawapres.
Akan tetapi, ia menegaskan sikap Partai Demokrat hingga kekinian masih tetap berada dalam koalisi bersama Partai Gerindra.
"Meski Partai Demokrat merasa ada jalan salah yang ditempuh Prabowo dalam memimpin koalisi ini, namun sampai siang ini kami masih berada dalam barisan koalisinya. Sampai detik ini," pungkasnya.