Suara.com - Sejumlah pemimpin Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Jakarta meminta pada Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj, menginisiasi islah alias perdamaian dengan PPP kubu Romahurmuziy.
Permintaan tersebut disampaikan oleh pelaksana tugas Ketua Umum PPP yaitu Humprey Djemat. Humprey merupakan pengganti Djan Faridz yang mundur dari jabatan Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta.
"Pak Humprey Djemat dengan sejumlah tokoh nasional kemari dengan niat yang sangat mulia yaitu agenda islah, mereka meminta PBNU agar ikut serta untuk mewujudkan islah antara dua kubu ini," kata Said di kantor PBNU, Jalan Keramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/ 2018).
Said mengatakan, pihaknya menyambut baik permintaan Humprey. Bahkan niat tersebut dinilainya mulai sesuai anjuran Alquran.
Baca Juga: Moeldoko: Pekerja Cina di Morowali Jutaan Orang? Hoaks
Ia sendiri mengakui pernah terlibat memediasi agenda islah antara Islam Sunni dan Islam Syiah di Irak. Sebab itu, tidak berat baginya untuk mengislahkan kedua kubu di internal PPP.
"Saya Alhamdulillah pada waktu itu, dua kali pertemuan saja, sudah selesai. Saya dulu ikut menyelesaikan perang saudara Sunni dan Syiah Irak. Masak sekarang soal saudara sendiri, tetangga sendiri, bahkan saudara serumpun, sebangsa, tidak bisa islah," tutur Said.
Said berpandangan, perpecahan PPP merupakan kerugian tersendiri bagi umat Islam. Pasalnya, PPP adalah salah satu partai berplatform Islam.
"Jadi yang rugi adalah umat Islam kalau ada partai Islam yang pecah. Karena itu saya juga merasa terpanggil dan merasa berkewajiban untuk berupaya, berusaha mengislahkan dua kubu ini," ujar Said.
Menurutnya, PPP adalah bagian dari NU, sebab didirikan oleh para tokoh-tokoh NU terdahulu. Salah satunya yaitu Bisri Syansuri.
Baca Juga: BPRD DKI Belum Tahu Mobil Menteri Sri Mulyani Mati Pajak
Bisri sendiri tak lain adalah buyut dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan kakek Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.