Suara.com - Mantan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, Wahid Husein mengaku bersalah. Dia diduga terlibat dalam kasus dugaan suap terkait pemberian fasilitas atau perizinan di Lapas Sukamiskin.
"Saya mengaku bahwa saya salah dalam mengelola lapas ini," kata Wahid Husein seusai mengurus perpanjangan masa penahannya di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (7/8/2018).
Atas kesalahan yang telah dibuatnya tersebut, Wahid Husein meminta maaf kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly selaku atasannya dan juga kepada publik.
"Kali ini saya mohon maaf kepada pimpinan dan masyarakat atas segala kesalahan, dan saya terima (atas penetapan tersangka ini)," katanya.
Baca Juga: Klaim Banyak Bantu Pemerintah, PBNU Minta Jokowi Pilih Cak Imin
Namun, ketika ditanya terkait siapa saja yang meminta fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin, Wahid tak memberitahunya. Dia hanya menegaskan dirinya telah salah dalam mengelola lapas.
"Pokoknya saya salah dan saya mengikuti proses hukum," tandas Wahid.
Selasa hari ini, KPK memperpanjang masa penahanan Wahid Husein dan mantan ajudannya Hendry Saputra. Keduanya akan ditahan selama 40 hari lagi.
Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan empat orang sebagai tersangka. Mereka adalah Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husein, Staf Wahid, Hendry Saputra, suami dari Inneke Koesherawati yang juga narapidana kasus korupsi, Fahmi Darmawansyah, dan napi pendamping Fahmi, Andri Rahmat.
Fahmi disangka memberikan satu unit mobil kepada Wahid sebagai suap untuk mendapatkan fasilitas kamar dan izin bagi Fahmi sebagai tahanan lapas. Kamar Fahmi diketahui dilengkapi dengan penyejuk udara, televisi, lemari es, dan wastafel.
Baca Juga: Ali Ngabalin: PAN Tidak Usah Gabung Koalisi Jokowi deh
Penyidik KPK menyita barang bukti uang tunai senilai Rp 279 juta dan USD 1.140, serta dua unit mobil, yakni satu unit Mitsubishi Triton Exceed berwarna hitam dan satu unit Mitsubishi Pajero Sport Dakar berwarna hitam.