Suara.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut sebanyak 21 desa masih terisolasi akibat gempa yang mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (6/8/2018). Desa tersebut berada di kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Masih ada beberapa permasalahan terutama di Lombok Utara yang masih terisolir. Di sana paling parah terkena dampak. Sampai saat ini belum semua masyarakat yang mengungsi dapat bantuan," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Sutopo mengatakan, daerah-daerah yang masih terisolir di Kabupaten Lombok Utara di antaranya Desan Bayan Beleq, Mumbul Sari dan Sambil Elen di Kecamatan Bayan.
Kemudian Desa Teniga dan Tegal Maja di Kecamatan Tanjung. Lalu Desa Tukak Bendu Santong, dan Salut di Kecamatan Kayangan.
Baca Juga: Asian Games 2018, Pedagang Gultik di Bulungan Tak Digusur
"Untuk di Kabupaten Lombok Barat yang terisolir 3 desa yakni, Desa Mekar Sari, Desa Kekait dan Wadon semuanya di Kecamatan Gunung Sari," jelasnya.
Sementara di Kabupaten Lombok Timur, daerah yang terisolir berada di dua kecamatan. Pertama Kecamatan Sambalia, yang membawahi lima desa diantaranya, Desa Obel-obel, Belanting, Dara Kunci, Madayin, dan Bagik Manis.
Kemudian di Kecamatan Sembalun terdapat lima desa juga yang terisolir, diantaranya Desa Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sembalun Bumbung, Bilok Petung dan Sajang.
Sutopo menjelaskan, wilayah yang terisolir tersebut membutuhkan bantuan logistik berupa makanan dan minuman, tenaga medis, obat-obatan dan selimut. Selain itu mereka juga membutuhkan penerangan listrik dan air bersih dan MCK.
"Sampai saat ini baru 25 persen daerah yang teraliri listrik, PLN masih melakukan perbaikan. PDAM yang ada di Lombok Utara juga hancur salurannya sejak gempa, sehingga tidak bisa mendistribusikan maupun memproduksi air bersih," tandasnya.
Baca Juga: Pengingat Sisa Baterai dari Aplikasi Google