Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Wiranto menyebutkan sebanyak 7.000 wisatawan mancanegara (wisman) sudah dievakuasi dari wisata Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Mereka diungsikan karena gempa Lombok berkekuatan 7 skala richter, Minggu (5/8/2018) lalu.
"Oh banyak sudah, laporan terakhir ada 7.000 wisatawan asing," katanya ketika meninjau proses evakuasi di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, Selasa (7/8/2018).
Ia menyebutkan wisatawan baik lokal dan asing harus mendapatkan pelayanan yang baik termasuk ketika proses evakuasi. Pemerintah sudah menyiapkan kapal, bus besar dan penambahan pesawat untuk proses evakuasi dari pulau Lombok. Ia menambahkan mayoritas wisatawan asing akan singgah sementara ke Bali.
Dari pelabuhan Bangsal, wisatawan akan diantar menuju Pulau Bali tempat mereka singgah selanjutnya. Bagi yang ingin naik pesawat akan diantarkan ke Bandara Lombok Praya dan diberikan fasilitas di bandara.
Baca Juga: Kabar 7 Turis Asing Tewas Akibat Gempa Lombok, Ini Faktanya
Puluhan bus Damri telah berlalu-lalang membawa wisatawan asing menuju ke bandara dan kota Mataram, semuanya tidak dipungut biaya.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan berbagai moda transportasi untuk memfasilitasi setidaknya 1.000 wisatawan dan warga setempat keluar dari Kepulauan Gili Lombok, NTB, pascagempa.
"Terpantau hingga pukul 14.30 Wita, 358 wisatawan yang terdiri dari 208 wisman dan 150 wisnus telah dievakuasi," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya Senin (6/7/2018).
Ia berharap dapat mengevakuasi 1.000 lebih wisatawan dan warga dari Kepulauan Gili sesegera mungkin. Hal itu menjadi komitmen bersama Menpar Arief Yahya, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Kabasarnas Marskal Muda TNI M Syaugi.
"Pengantaran para wisatawan dari Gili ke Pulau Lombok diharapkan dapat dituntaskan hari ini. Beberapa kapal dengan ukuran cukup besar mulai mendekati Gili," kata Arief yang terus memantau dari Jakarta.
Baca Juga: Bantu Korban Gempa Lombok, Dinsos Jatim Kirim Mobil Dapur Umum
Kemenpar juga terus berkoordinasi dengan instansi dan badan penganggulangan bencana untuk dapat memberikan informasi yang valid bagi wisatawan. Pihaknya bersama dengan Bali Tourism Hospitality (BTH) secara berkala mengeluarkan pernyataan resmi tentang kondisi Bali pascagempa, agar wisatawan di Bali atau yang akan berkunjung ke Bali mendapatkan informasi yang tepat.
"Apalagi telah banyak berita hoaks yang beredar di internet seperti isu tsunami yang menimbulkan kepanikan wisatawan di Kepulauan Gili, padahal peringatan potensi tsunami telah dicabut sejak semalam (Minggu, 5/8/2018)," katanya.
Menpar berterima kasih kepada berbagai pihak terkait atas respon cepatnya membantu kelancaran penanganan wisatawan pada bencana gempa bumi di Lombok. (Antara)