Suara.com - Bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berkekuatan 7 SR meluluhlantakan sejumlah bangunan di daerah itu. Salah satunya adalah sebuah masjid di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Berdasarkan informasi, masjid dengan kubah hijau itu roboh dan menimpa sejumlah warga yang tengah menunaikan salat Isya berjamaah saat gempa mengguncang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim SAR bersama tim gabungan lainnya terus berusaha melakukan evakuasi korban gempa Lombok. Termasuk sejumlah jemaah yang tertimpa reruntuhan masjid di Desa Lading-Lading.
Alat berat pun dikerahkan untuk memudahkan proses evakuasi serta menghancurkan sejumlah bagian dinding masjid yang sulit dibongkar.
Dalam sebuah video yang diunggah akun twitter Sutopo Purwo Nugroho, proses evakuasi terlihat cukup berat. Hampir seluruh bangunan masjid hancur. Setelah beberapa saat evakuasi, tim berhasil menyelamatkan seorang korban. Beruntung, sang korban masih hidup.
Saat pertama kali ditolong, korban tersebut tampak terharu dan menangis. Ia tak berhenti-henti berucap syukur, begitu juga dari mulut tim evakusi yang melakukan penyelamatan.
Sang korban langsung dibawa tim penyelamat ke tempat aman. Dia di bawa ke tengah lapangan untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
"Semoga banyak yang bisa diselamatkan," tulis Sutopo dalam @Sutopo_PN, seperti dikutip Suara.com di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Terkait proses evakuasi tersebut, Sutopo belum dapat memastikan berapa jumlah korban yang tertimpa masjid roboh di Desa Lading-Lading itu. Diketahui para korban saat itu tengah salat Isya berjamaah, namun tiba-tiba gempa berkekuatan 7 SR mengguncang hingga merobohkan bangunan masjid.
Hingga Senin 6 Agustus 2018, BNPB mencatat, jumlah korban meninggal akibat gempa Lombok sebanyak 98 korban. 96 berasal dari Lombok dan 2 di Bali, seluruh korban tercatat sebagai WNI.