Jual Sabu dari Dalam Lapas, Herman Ajak Dua Anaknya

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 07 Agustus 2018 | 04:04 WIB
Jual Sabu dari Dalam Lapas, Herman Ajak Dua Anaknya
Polda Sumsel menggelar konferensi pers penguakan peredan sabu dari dalam Lapas Mata Merah, Palembang, yang dilakukan napi Herman (53), dengan mengerahkan kedua anaknya sebagai kurir, di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018). [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terbongkarnya jaringan bisnis penjualan sabu di dalam Lapas Mata Merah, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), juga menguak bisnis haram tersebut yang dilakoni oleh keluarga.

Dalam penguakan kasus tersebut, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel mengamankan Herman (53), napi penghuni Lapas Mata Merah.

Ironisnya, selama menjalankan aksi, Herman mengendalikan bisnis sabu bersama kedua anak kandungnya, Nabila (20) dan Idham (28), sebagai kurir untuk mengantarkan pesanan sabu dari luar sel.

Baca Juga: Catatkan Rekor 6000 Poin, Ini Kata Valentino Rossi

Nabila ditangkap di kawasan Jalan Tasik Palembang usai dipancing petugas yang melakukan penyamaran dengan barang bukti sebanyak 370 gram sabu dalam empat paket besar.

Dari Nabila, pengembangan kembali dilakukan hingga kakaknya Idham juga ditangkap saat sedang berada di rumah Jalan Talang Kerangga, Lorong Langgar nomor 871, RT 14/5, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang bersama barang bukti 300 butir ekstasi dan 7,16 gram sabu.

Polda Sumsel menggelar konferensi pers penguakan peredan sabu dari dalam Lapas Mata Merah, Palembang, yang dilakukan napi Herman (53), dengan mengerahkan kedua anaknya sebagai kurir, di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018). [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]
Polda Sumsel menggelar konferensi pers penguakan peredan sabu dari dalam Lapas Mata Merah, Palembang, yang dilakukan napi Herman (53), dengan mengerahkan kedua anaknya sebagai kurir, di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018). [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]

Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, gerak-gerik Herman sudah diketahui sejak empat bulan terakhir.

Selama penyelidikan, ternyata diketahui jika jual beli serbuk putih tersebut dijual di Lapas Merah Mata.

"Kedua tersangka yang merupakan anak napi ini menjadi kaki tangan ayahnya untuk menjadi pengedar. Mereka mengantarkan barang atas intruksi Herman," kata Zulkarnain, saat gelar perkara di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018).

Zulkarnain menjelaskan, modus yang digunakan Herman yang menelpon Nabila atau Idham jika ada pesanan yang masuk.

Herman menyelipkan ponsel dari balik jeruji untuk menerima pesanan dari para pengedar yang ada di Palembang.

Polda Sumsel menggelar konferensi pers penguakan peredan sabu dari dalam Lapas Mata Merah, Palembang, yang dilakukan napi Herman (53), dengan mengerahkan kedua anaknya sebagai kurir, di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018). [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]
Polda Sumsel menggelar konferensi pers penguakan peredan sabu dari dalam Lapas Mata Merah, Palembang, yang dilakukan napi Herman (53), dengan mengerahkan kedua anaknya sebagai kurir, di halaman Mapolda Sumsel, Senin (6/8/2018). [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]

"Seluruh barang bukti sabu dibeli dari Aceh dan diterima oleh kedua anaknya. Jika ada yang pesan, kedua anaknya ini yang mengantarkan barang (sabu)," jelasnya.

Polisi menduga jaringan narkoba dari balik lapas ini melibatkan dua orang pegawai setempat.

Baca Juga: Malaysia Tak Punya Kewenangan Putuskan Penggunaan Barracuda di Asian Games

Dugaan itu muncul lantaran Herman yang kini sebagai napi dapat memegang ponsel, meskipun sedang menjalani masa tahanan.

"Kami ada beberapa nama (para napi bandar narkoba). Ini salah satu yang berhasil kita ungkap, oknum pegawai lapas yang terlibat masih kita selidiki," pungkasnya. [Andhiko Tungga Alam]

Kontributor : Andhiko Tungga Alam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI