Bayi dengan Usus Terburai di Bogor Akhirnya Meninggal

Senin, 06 Agustus 2018 | 19:55 WIB
Bayi dengan Usus Terburai di Bogor Akhirnya Meninggal
Ayah Hafidz (bayi dengan usus terburai di Bogor), Cecep (34). (Suara.com/Rambiga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Muhamad Alhafidz, bayi yang mengalami kelainan saat lahir menghembuskan nafas terakhir di RS Hermina, Kota Bogor. Bayi dengan kondisi usus terburai dan mata tidak bisa melihat itu meninggal dunia setelah berjuang hidup sekitar 2 pekan.

Ayah Hafidz, Cecep (34) mengatakan putra semata wayangnya itu meninggal dunia di RS Hermina Kota Bogor sekitar pukul 10.30 WIB pagi tadi. Jasad Hafidz pun langsung dimakamkan oleh pihak keluarganya di pemakaman umum yang tak jauh dari rumahnya.

"Iya, (anak saya) meninggal di rumah sakit pagi tadi sekitar jam setengah 10.30 WIB," ungkap Cecep, saat ditemui Suara.com, di rumahnya di Jalan Ciremai Ujung, Gang Masjid Al-Mustofa, Keluarahan Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor, Senin (6/8/2018).

Sebelum meninggal dunia, Hafidz sempat menjalani operasi oleh tim dokter rumah sakit pada Selasa 31 Juli 2018 lalu. Namum pascaoperasi, kondisi Hafidz terus mengalami penurunan dan semakin memburuk.

Baca Juga: Hariyanto Arbi Minta Sektor Tunggal Putra Cepat Berbenah

Kondisi tersebut membuat tim dokter rumah sakit sempat melakukan operasi kecil dengan memasang sebuah alat untuk membantu Hafidz bernafas. Tetapi takdir berkata lain, Hafidz tidak dapat bertahan dengan kondisinya dan kembali ke Sang Pencipta.

"Kalau di rumah sakit, ya hampir tiga pekan. Selasa kemarin, dioperasi selama 5 jam, alhamdulillah lancar. Sempat membaik tuh, tapi mulai hari Jumat, kondisinya menurun sampai Minggu malam. Ya, akhirnya dia meninggal pagi tadi," beber Cecep.

Selama Hafid dirawat, Cecep yang berprofesi sebagai buruh parkir itu senantiasa menemani hari-hari putranya yang terbaring lemah di rumah sakit. Suara tangisan kecil Hafidz, menjadi satu-satunya kenangan indah sekaligus menyayat hati sebagai orangtua.

"Kan operasi itu Selasa, terus pas hari Kamisnya anak saya sempet nangis, kaya mau keluarkan air mata. Saya bilang, 'dedek yang kuat ya ayah selalu doain dedek. Ayah terus doain dedek biar sembuh'. Terus enggak lama diem, nangisnya berhenti," paparnya.

Dengan berlinang air mata, Cecep juga sempat menceritakan dua hari sebelum menginggal, Hafidz datang ke dalam mimpinya. Disitu, Hafid meminta maaf kepada Cecep dan pamit akan pergi.

Baca Juga: Indonesia Pesta Gol ke Gawang Kamboja di Babak Pertama

"Malam Minggu kemarin, saya sempat mimpi anak saya. Di dalam mimpi itu anak saya kondisinya normal, juga sudah agak besar terus bilang 'ayah maafin Hafidz ya, Hafidz mau pulang'. Saya sempat jawab mau kemana, dia bilang gitu aja. Saya bangun, nangis terus saya salat tahajud," ungkap Cecep.

Meski buah hatinya sudah pergi untuk selamanya, Cecep mengaku telah ikhlas dan menganggap kejadian ini sebagai takdir Allah SWT. Tak lupa, Cecep mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit dan pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberi dukungan saat Hafidz menjalani perawatan.

"Kami keluarga sudah ikhlas, kami sudah berjuang semampunya untuk kesembuhan Hafidz. Tetapi mungkin ini takdir, semoga Hafidz tenang di surga. Saya san keluarga berterima kasih kepada rumah sakit yang memberi pelayanan baik dan semua yang telah membantu Hafidz selama ini," tutupnya.

Sebelumnya, Muhamad Alhafidz bayi laki-laki yang lahir pada 19 Juli 2018 mengalami kelainan dengan kondisi usus terburai dari rongga perut dan kedua mata yang tidak dapat melihat akibat katarak.

Kondisi bayi yang lahir dari keluarga kurang mampu pasangan Cecep (34) dan Lika Meyanti (25) itu pun beredar luas di media sosial dan membuat empati masyarakat. Hafidz kemudian menjalani perawatan untuk berjuang hidup di RS Hermina Kota Bogor. (Rambiga)

Kontributor : Rambiga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI