KontraS Ungkap Fakta Pelanggaran HAM Densus 88

Jum'at, 03 Agustus 2018 | 22:51 WIB
KontraS Ungkap Fakta Pelanggaran HAM Densus 88
Tiga orang anggota Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 sedang menjalankan tugasnya. [Antara/Rony Muharrman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kontras Buka Hasil Investigasi Pelanggaran HAM Penanganan Terorisme Yang Dilakukan Densus 88

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) memublikasikan hasil investigasi, mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri saat menangani terduga teroris.

Penelitis KontraS Feri Kusuma mengatakan, tim Densus 88 kerap berlaku semena-mena ketika menggerebek terduga teroris.

"Dalam investigasi kami, tim Densus 88 kerap menembak terduga teroris di area vital yang mematikan. Polisi mengklaim korban adalah teroris  dan melakukan perlawanan. Padahal, korban baru diduga teroris,” kata Feri dalam diskusi 'Menyikapi Perpres Pelibatan TNI dalam Penanganan Terorisme' di Puri Imperium, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).

Baca Juga: DMI: Masjid-masjid Bukan Ajang Kampanye Pilpres 2019

Ia mengatakan, pembunuhan orang oleh Densus 88 yang baru berstatus terduga teroris adalah pelanggaran HAM. Itu seperti yang terjadi saat Densus 88 menangani terduga teroris di Tulungagung, Jawa Timur.

Feri menjelaskan, dua terduga teroris di Tulungagung langsung ditembak mati oleh tim Densus 88. Padahal, fakta yang didapat KontraS, seorang terduga teroris tersebut tidak melakukan perlawanan.

"Dia dieksekusi dalam jarak yang sangat dekat, dan saya dapat fotonya langsung dari teman jurnalis yang meliput,” tuturnya.

Selain itu, Feri juga mencontohkan peristiwa penggerebekan teroris saat malam pergantian tahun 2013 – 2014, di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Kala itu, polisi mengklaim terjadi baku tembak dengan terduga teroris kelompok Dayat selama 8 jam. Namun, Feri menuturkan mengherankan bila baku tembak terjadi selama itu.

Baca Juga: AHY Sejak Lama Bersiap Jadi Cawapres

"Tidak mungkin terjadi kontak senjata selama 8 jam, karena kualitas persenjataan polisi hanya mampu digunakan sampai 5 jam. Di lokasi, saat investigasi, kami dapatkan tak ada kontak senjata, tak ada bom. Faktanya, rumah itu langsung disergap,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI