Kisah Lurah Perempuan Pura-pura Mati saat Dibuang ke Sungai

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 03 Agustus 2018 | 20:13 WIB
Kisah Lurah Perempuan Pura-pura Mati saat Dibuang ke Sungai
Wilujeng Esti Utami, Lurah Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, menjadi korban percobaan pembunuhan. Nyawanya terselamatkan berkat kepiawaiannya berenang meski dalam kondisi tangan dan kaki terikat. [Suara.com/Achmad Ali]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wilujeng Esti Utami, Lurah Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, menjadi korban percobaan pembunuhan. Nyawanya terselamatkan berkat kepiawaiannya berenang meski dalam kondisi tangan dan kaki terikat.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (3/8/2018), membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Iya, korban berhasil selamat meski dibuang ke sungai oleh pelaku dalam kondisi tangan dan kaki terikat. Dia selamat karena jago berenang, dan saat dibuang, pura-pura mati," jelasnya.

Ia menuturkan, pelaku telah tertangkap setelah korban mengungkapnya. "Korban mengungkap identitas pelaku berini AS saat dirawat di Puskesmas Kebondalem, Kecamatan Bangorejo," tegas Barung.

Baca Juga: Anies ke JK: Kali Item Tak Bau, yang Busuk itu di Media Sosial

Keterangan korban telah memudahkan pihak kepolisian untuk bisa menangkap pelaku. Pelaku yang ditangkap adalah berinisial AS, warga Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.

Lurah Esti mengakui mengenal AS melalui anggota LSM berinisial SN alias J. Informasi yang terhimpun, sebelum korban dibuang ke sungai, AS lebih dulu mendatangi Kantor Lurah Penataban, Kecamatan Giri, tempat korban berkantor, pada Selasa (31/7/2018) sekitar pukul 12.00 WIB.

Pelaku datang menggunakan mobil merek Hyundai berwarna perak. Dalam pertemuan itu, AS mengajak korban untuk menemui Gus Makki di Pondok Pesantren (Ponpes) Blok Agung, Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari.

Gus Makki disebutnya butuh bantuan uang. Belakangan diketahui, pelaku hanya mencatut nama Gus Makki.

Dari Kantor Kelurahan Penataban, korban naik mobil berdua dengan AS ke arah Selatan menuju Jalan raya Gumitir, Kecamatan Kalibaru untuk makan bakso. Perjalanan kembali dilanjutkan. Sesampainya di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, korban mulai diancam.

Baca Juga: Irak Mundur, Uni Emirat Arab Isi Grup C Cabor Sepak Bola AG 2018

Mendekati Ponpes Blok Agung, Kecamatan Tegalsari, korban mulai dianiaya. Korban mengaku dianiaya pelaku menggunakan palu. Pelaku memaksa korban melempar tasnya ke kursi mobil bagian belakang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI