Suara.com - Target besar telah dicanangkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terhadap pasar Singapura, yaitu 1,7 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisnan). Agar target tersebut terpenuhi, program Sales Mission pun dikedepankan.
Kemenpar berencana menggelar Sales Mission 10 Destinasi Branding tahap 2, di Hotel Novotel Singapura, 7 Agustus 2018.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, program ini bertujuan untuk membidik pasar Singapura.
"Pasar Singapura masih menjadi salah satu pasar besar pariwisata Indonesia. Dengan target yang ada, program Sales Mission menjadi salah satu langkah strategis untuk merayu wisatawan Singapura berkunjung ke Indonesia," ujar Pitana, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Jumlah wisatawan Singapura yang datang ke Indonesia pada 2017 naik dari tahun sebelumnya. Pada 2016 tercatat 1.472.767 wisatawan Singapura masuk ke Indonesia. Angka tersebut terkatrol sedikit pada 2017, yaitu 1.512.813 wisatawan.
"Hal ini menjadi catatan penting kami untuk me-maintain pasar Singapura. Pasalnya kenaikan yang ada tergolong sangat kecil, sehingga kami melakukan penetrasi dengan membawa destinasi baru dengan harga yang kompetitif," terang Pitana.
Memaksimalkan promosi, 9 provinsi digandeng Kemenpar, yaitu Aceh, Bali, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Komposisi tersebut terdiri dari 19 seller asal Indonesia yang akan dipertemukan dengan 50 buyers asal Singapura.
"Selain sebagai ajang mempromosikan destinasi baru di Indonesia, program ini juga diharapkan bisa menghasilkan transaksi yang signifikan dari hasil penjualan paket wisata," kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh.
Kemenpar juga akan menampilkan beragam tarian tradisional untuk merayu buyers Singapura.
“Kami memang harus menampilkan kesenian Indonesia. Seni dan budaya terbukti menjadi magnet lain untuk menjaring wisatawan. Harapannya, usai tertarik, mereka lalu berkunjung ke Indonesia,” imbuh Iyung.
Menpar Arief Yahya juga angkat bicara terkait program tersebut. Ia mengatakan, industri turis mirip dengan telekomunikasi dan transportasi. Proximity atau kedekatan sangat menentukan sukses tidaknya sebuah program.
"Singapura dekat dan akrab di budaya. Ini menjadi modal kita. Apa lagi aksesnya sangat mudah. Ini yang harus kita maksimalkan," katanya.
Selain itu, Indonesia mempunyai banyak destinasi wisata baru untuk diboyong dan diperkenalkan ke pasar Singapura.Singapura sendiri merupakan hub internasional yang memungkinkan wisatawan dari negara lain terbang ke Indonesia.
"Setelah kita dapat dari Singapura, kita bisa dapat dari mana-mana. Singapura sebagai hub, semua orang datang ke sana," tambahnya.