Suara.com - Masih membekas kuat dalam ingatan Herman (57) ketika melihat kebun sayur mayurnya di trase Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur diratakan dengan tanah menggunakan alat berat.
Herman yang hanya menumpang di atas lahan milik pemerintah itu tak bisa berbuat banyak.
Selama 5 tahun menyulap lahan di trase BKT menjadi pertanian, Herman mengaku beberapa kali sempat digusur oleh pemerintah.
Saat itu, dibawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kebun sayur mayur Herman diratakan dengan tanah.
"Dulu pas tahun 2014 itu, masih pak Ahok kebun ini diratakan pakai mesin. Beberapa kali lah dulu itu digusur pas awal-awal mulai tanam sayuran disini," kata Herman saat ditemui Suara.com.
Berulangkali, Herman dan istri, Yati (40) mendatangi kantor kelurahan dan kecamatan setempat memohon diberikan keringanan.
Pasalnya, kebun yang saat itu digusur sudah memasuki masa panen. Kerugian besar pun dialami Herman.
Terlebih, Herman mengaku tak pernah mendapatkan pemberitahuan terlebuh dahulu jika akan digusur.
Ia pun tak memiliki waktu yang cukup untuk merapihkan kebun yang digarapnya itu.
Namun, duka itu kini telah berganti. Kini, pria paruh baya itu bisa bertani dengan tenang tanpa takut digusur saat memasuki era kepemimpinan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.