Suara.com - Memiliki kebur sayur mayur di lahan yang tak biasa, yakni di trase Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur memang membutuhkan kerja keras.
Herman (57) harus rela begadang tiap malam demi menjaga kebunnya agar tak terbawa arus sungai deras yang siap datang kapan saja.
Pasalnya, posisi kebun Herman tepat berada di trase atau tepi BKT. Jika hujan deras tiba, aliran air yang tadinya tenang akan deras seketika dan volume air sungai juga akan meninggi.
"Kalau malam jadinya begadang, takut juga tiba-tiba air deras datang gitu nanti tanaman bisa hanyut," kata Herman saat ditemui Suara.com.
Pria yang dulunya menjadi pemulung di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur itu telah memulai bertani di atas lahan pemerintah sejak 2013.
Jika musim penghujan tiba, Herman akan lebih meningkatkan kewaspadaan berjaga memastikan volume air tak naik ke permukaan kebunnya.
Selama 5 tahun bertani di BKT, Herman mengaku belum pernah mengalami kebunnya hanyut terbawa aliran sungai.
Pasalnya, jarak dari permukaan aliran sungai normal ke kebunnya memang cukup tinggi sekitar 2 hingga 3 meter.
"Belum pernah sih airnya sampai naik keatas, tapi ya khawatir juga takutnya tiba-tiba kenceng arusnya jadi persiapan," ungkap Herman.
Herman bercerita, beberapa tahun lalu ia pernah merasa sangat takut lantaran aliran sungai sangat deras dan nyaris naik ke permukaan kebunnya. Beruntung, volume air yang tinggi itu tak bertahan lama dan segera normal.