Suara.com - -------------- Pilkada DKI Jadi Penyebab Prabowo dan Jokowi Sulit Cari Cawapres
Dua bakal calon presiden pada Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tampak kesulitan menentukan cawapres yang ideal menjelang pembukaan pendaftaran di KPU pada pekan ini.
Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI R Siti Zuhro menilai, kesulitan Jokowi dan Prabowo dalam mencari pendamping politiknya karena adanya interupsi politik pada Pilpada DKI Jakarta 2017.
"Dengan adanya gerakan 411 dan 212 saat itu, ternyata masih termemori sempurna dan dibawa ke Pemilu 2019. Saya tidak mengatakan ini akan menjadi kerusuhan, tapi memori itu yang menjadikan capres ingin mengombinasikan pasangan dwitunggal yang nasionalis dan religius," kata Siti saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).
Baca Juga: Timnas Indonesia U-16 Hancurkan Vietnam, Ini Klasemen Grup A
Siti menjelaskan, fenomena yang terjadi itu menyebabkan para capres harus mencari pasangan yang religius untuk menyempurnakan kemenangan.
Sebab, Jokowi maupun Prabowo selama ini diidentifikasi sebagai sosok nasionalis, sehingga mereka harus mencari persona religius sebagai cawapres guna menjaga peluang kemenangan.
Tak hanya dari kalangan religius, sosok cawapres yang akan dipilih juga harus bisa menguatkan soliditas internal partai koalisi.
Menurut Siti, hal itu pula menjadi dasar pemikiran Prabowo, yang tampak sangat berhati-hati dalam menentukan pasangannya. Pasalnya, ia bisa saja kehilangan gerbongnya kalau salah ambil langkah.
"Harus diambil ceruk dukungannya untuk mengambil dukungan dari muslim. Siapa representasinya? Ada beberapa yang harus diambil supaya eksternal laku dijual dan internal menimbulkan kenyamanan," ungkap Siti.
Baca Juga: Truk Masuk Jurang di Puncak, Sopir Tewas Kernet Kabur