Suara.com - Gerakan 2019 Ganti Presiden yang gencar dipromosikan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera maupun artis lawas neno Warisman di media-media sosial maupun aksi massa sejumlah daerah, ternyata mengundang reaksi negatif dari Majelis Ulama Indonesia.
Ketua MUI Pandeglang, Banten, KH Hamdani Ma’ani misalnya, menyayangkan kemunculan gerakan politik yang menuai kontroversi tersebut.
Hamdani menilai, gerakan 2019 Ganti Presiden tidak patut digaungkan, mengingat Pilpres baru akan berlangsung tahun depan, 2019. Hamdani bahkan menyebut gerakan tersebut sebagai makar terselubung.
“Sebagai warga negara yang baik harus mengerti dan menaati aturan-aturan hukum. Gerakan tersebut adalah semacam makar yang terselubung,” kata Hamdani seperti diberitakan Bantenhits—jaringan Suara.com, Kamis (2/8/2018).
Baca Juga: Perjalanan Getir Supriadi Wujudkan Mimpi Berseragam Garuda
Hamdani mengimbau agar masyarakat Pandeglang tidak mudah terpancing dan terprovokasi gerakan-gerakan dan deklarasi yang justru membuat kondisi Indonesia menjadi gaduh.
“Kepada pemerintah dan kepolisian, saya berharap bertindak tegas, karena kegiatan semacam itu tidak boleh terjadi di wilayah Banten khususnya Pandeglang, ini demi menjaga kedamaian dan kondusifitas,” pintanya.
Hal senada juga dikatakan Pimpinan Ponpes Al-Khoziny Khozinul Asror. Menurutnya, gerakan 2019 Ganti Presiden merupakan gerakan yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan umat.
“Karena akan memicu masyarakat bersinggungan,” kata Asror.
Berita ini kali pertama diterbitkan Bantenhits.com dengan judul “Ketua MUI Pandeglang Sebut Gerakan 2019 Ganti Presiden Makar Terselubung”
Baca Juga: Puluhan Mahasiswa Demo di Jakarta, Minta Papua Barat Merdeka