Cerita Juru Parkir di Jakarta, Seragam Sama Tapi Beda Nasib

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 02 Agustus 2018 | 08:28 WIB
Cerita Juru Parkir di Jakarta, Seragam Sama Tapi Beda Nasib
Juru parkir elektronik di Jakarta. (Suara.com/Muhamad Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petugas penjaga mesin parkir elektronik warisan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lebih beruntung dari petugas parkir manual. Meski berseragam sama, mereka memiliki nasib yang berbeda.

Darwis (48) seorang juru mesin parkir elektronik peninggalan Ahok di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat misalnya. Ia mengaku bersyukur, sebab dari pekerjaannya itu dirinya merasa tercukupi.

"Alhamdulillah ya, kalau gaji si kita UMR sekitar Rp 3,6 jutaan lah," ungkap Darwis di lokasi parkir elektornik Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (1/7/2018).

Kondisi itu pun dirasakan pria yang mengaku sudah menggeluti pekerjaannya sebagai juru parkir selama 10 tahun, nasibnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Sementara Darwis sendiri mengaku sudah satu tahun menjadi petugas juru parkir elektronik.

Baca Juga: Maafkan Shandy Aulia, Sule: Mungkin Saya Lagi Sensitif

"Kalau jaga mesin si baru satu tahunan lebih deh, dulunya kita kan masih manual," kata Darwis.

Cerita lain justru datang dari juru parkir manual, Raisman (54). Sehari-hari ia menjadi juru parkir manual di kawasan Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Menurutnya, meski di bawah pengelolaan yang sama oleh Dinas Perhubungan DKI dirinya mengaku tidak mendapatkan gaji tetap seperti halnya Darwis.

"Kita mah ga digaji, beda sama Darwis dia kan itu parkir elektronik," kata Raisman.

Ia mengaku hanya mendapatkan penghasilan dari sisa uang setoran yang harus diserahkan ke Dishub setiap harinya.

Baca Juga: Angka Kemiskinan di Amerika Serikat Hanya 3 Persen

"Nih ya, kita setor Rp 50 ribu tiap hari. Kalau misal dapat 70 ribu ya sisanya itu buat kita dah," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI