5 Tahun Petani Sayur BKT Tidur di Kolong Jembatan Beralas Plastik

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 02 Agustus 2018 | 12:35 WIB
5 Tahun Petani Sayur BKT Tidur di Kolong Jembatan Beralas Plastik
Kondisi tempat tinggal Herman dan Yati di bawah kolong jembatan. (Suara.com/Chyntia Sami Bhayangkara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerasnya kehidupan di Ibukota Jakarta membuat Herman (57) harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah jera berulang kali ditangkap petugas Satpol PP saat sedang memulung, Herman memutuskan menjadi petani sayuran di trase Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pekerjaan menggarap tanah milik pemerintah itu pun tak banyak menghasilkan pundi-pundi rupiah. Pria paruh baya itu bersama sang istri, Yati (40) pun tinggal di kolong jembatan BKT tak jauh dari lokasi kebun sayur mayurnya.

"Dari hasil panen cuma bisa buat makan sehari-hari saja, enggak bisa buat bayar kontrakan jadi ya tinggal disini (kolong jembatan) aja," kata Herman saat ditemui Suara.com, Kamis (2/8/2018).

Hanya beralaskan semen trase BKT dan beratapkan kolong jembatan, Herman dan Yati menjalani aktivitasnya sehari-hari. Sudah 5 tahun keduanya tidur diatas tikar plastik pemberian salah seorang warga sekitar.

Tempat beristirahat yang jauh dari kata layak itu sudah menjadi istana bagi Herman dan istri. Tak ada kasur empuk apalagi televisi, setiap malam pun mereka beraktivitas tanpa penerangan apapun.

Hanya sorot lampu jalanan yang sedikit memancarkan bias cahaya masuk ke kolong jembatan itu. 

Untuk minum dan masak, sudah 2 tahun terakhir Herman mendapatkan sumbangan 4 galon air isi ulang dari penduduk sekitar. 

Herman bercerita, sebelum mendapatkan sumbangan itu ia harus berjalan cukup jauh menuju sebuah masjid untuk menumpang mandi dan mengambil air.

"Alhamdulillah disini walaupun penghasilan kecil, masih ada orang baik kasih sumbangan," ujar Herman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI