Suara.com - Lebih dua pekan, aparat kepolisian belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan Dempa Daeng Bollo, perempuan paroh baya yang ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya Jalan Pampang 1, Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang, Selasa (17/7) lalu.
Kepala Polsek Panakkukang Komisaris Ananda Fauzi Harahap mengakui, penyidik masih kesulitan menentukan pelaku pembunuhan sadis itu. Meski demikian, diduga pelaku merupakan salah satu warga yang juga tinggal tak jauh dari rumah korban.
"Kami belum bisa menyimpulkan. Namun sudah ada yang dicurigai, salah satunya adalah orang yang saat ini menghilang sejak kejadian," jelas Ananda saat ditemui, Rabu (1/8/2018) malam.
Sementara itu, motif pembunuhan perempuan 70 tahun itu diduga perampokan. Sebab, kalung emas belasan gram yang biasa dikenakan korban hilang dari lokasi keajdian.
Baca Juga: Terungkap! Sindikat Penjualan Narkoba di Apartemen Gading Nias
Keterangan itu diungkapkan pelaksana tugas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Komisaris Diari Astetika.
"Untuk sementara yang paling dekat motif pencurian. Karena kalung emas korban juga hilang," jelas pejabat Kasat Res Narkoba itu.
Hingga kekinian sebanyak lima 15 saksi mata, baik kerabat maupun tetangga, sudah dimintakan keterangan. Namun, belum satu pun yang ditetapkan sebagai tersangka.
Diari mengakui enggan terburu-buru menetapkan tersangka pembunuhan perempuan tanpa suami itu bila tak memunyai bukti yang kuat. Menurutnya, sejauh ini, penyidik masih kesulitan mengumpulkan kepingan puzzle dari lokasi pembunuhan.
Untuk diketahui, Daeng Bollo ditemukan tak bernyawa dengan tiga luka sabetan benda tajam di bagian kepala pada Selasa malam. Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik DVI, perempuan bungsu dari 15 bersaudara itu diduga tewas Subuh.
Baca Juga: Netizen Kecam Mesut Ozil Setelah Unggah Foto Ini di Instagram
Korban semasa hidupnya dikenal senang menyendiri. Bahkan, perempuan 70 tahun itu hidup puluhan tahun seorang diri di rumahnya di gang sempit, lorong 2, Jalan Pampang 1, Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. [Lirzam wahid]