Anies dan AHY Disandingkan Jadi Capres Generasi Muda

Rabu, 01 Agustus 2018 | 16:17 WIB
Anies dan AHY Disandingkan Jadi Capres Generasi Muda
Koordinator Nasional Poros Indonesia Muda. (Suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan diri sebagai Koordinator Nasional Poros Indonesia Muda, menggelar aksi simpati di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/8/2018).

Mereka membawa dan melepaskan sejumlah balon yang ditempeli dengan foto-foto tokoh muda sebagai simbol harapan Pilpres 2019 mendatang diisi oleh calon presiden dan calon wakil presiden dari tokoh muda yang usianya masih di bawah 50 tahun.

Foto-foto yang terdapat di balon-balon itu adalah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum PKB Muhaimin lskandar, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), politikus PDIP Maruarar Sirait dan Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia.

Juru bicara Koordinator Nasional Poros Indonesia Muda, Arman Saputra menerangkan, Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi. Sebanyak 64 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk Indonesia adalah generasi muda.

Baca Juga: Dituding Berpolitik, Ketua KASN: Biarlah Anies Bernyanyi

"Rata-rata usia (median age) penduduk Indonesia adalah 28,6 tahun," kata Arman di depan Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/8/2018).

Menurut Arman, sepanjang 10 tahun terakhir generasi muda juga terus melahirkan banyak terobosan dan perubahan. Baik di ranah ekonomi digital, industri kreatif dan gerakan sosial. Tidak hanya itu, dalam politik lokal, banyak Bupati/Walikota dan Gubernur berusia muda yang telah menorehkan banyak prestasi dalam memimpin daerah.

"Namun kabar baik itu terhenti saat bicara tentang sirkulasi elit dan kepemimpinan nasional. Politik nasional masih didominasi oleh generasi senja, yaitu elit politik yang berusia di atas 50 tahun. Akibatnya terjadi kesenjangan antara kepemimpinan politik nasional dengan kebutuhan bangsa Indonesia ke depan," tutur Arman.

Akibatnya, lanjut Arman, terjadi kejenuhan politik dalam menghadapi tahapan Pemilihan Presiden 2019. Figur calon Presiden masih sama seperti Pilpres tahun 2014, yaitu kandidat petahana Joko Widodo dan kandidat penantang Prabowo Subianto.

"Aspirasi dan diskursus publik yang berkembang telah mendorong hadirnya nama-nama calon Presiden dan Wakil Presiden berusia di bawah 50 tahun: Anies Baswedan, Agus Yudhoyono, Muhaimin lskandar, Puan Maharani, TGB Zainul Majdi, Maruarar Sirait dan Bahlil Lahadalia," ujar Arman.

Baca Juga: Muncul Lukisan WPAP Anies Baswedan, Sandiaga: Ini Gemuk Banget

Menurutnya, para pemimpin muda ini perlu tampil dan diberi ruang politik yang lebih luas dalam menentukan arah politik bangsa ke depan. Para pemimpin partai, baik dari koalisi petahana maupun koalisi penantang perlu mempertimbangkan nama-nama ini sebagai Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden.

Sebab itu, Arman bersama sejumlah temannya menggelar aksi pelepasan balon harapan generasi muda di depan kantor KPU.

"Harapan kami, lebih dari 65 juta generasi muda yang akan memilih pada Pemilu 2019 mendapatkan pilihan Capres-Cawapres yang berasal dari dan membawa aspirasi mereka. 65 juta adalah angka raksasa yang akan Ikut menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan," kata Arman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI