Negara Rawan Bencana, Indonesia Minim Punya Bangunan Tahan Gempa

Senin, 30 Juli 2018 | 18:40 WIB
Negara Rawan Bencana, Indonesia Minim Punya Bangunan Tahan Gempa
Gempa di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7). [ ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sejumlah daerah di Indonesia rawan bencana gempa bumi. Tetapi, belum banyak bangunan, khususnya rumah warga yang memiliki kontruksi tahan terhadap gempa.

"Kita masih memiliki permasalahan terutama masalah bangunan tahan gempa, masih banyak rumah penduduk yang kontruksinya masih belum tahan gempa apalagi di desa-desa," ujar Sutopo di Ruang Pusdalops, Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (30/7/2018).

Menurut Sutopo, masyarakat ekonomi menengah ke bawah sering kali tidak mengkaitkan dengan kontruksi tahan gempa saat membangun rumah.

Selain faktor ekonomi, Sutopo menyebut belum banyak tukang bangunan di Indonesia yang paham membangun rumah tahan gempa.

Baca Juga: Korban Gempa NTB yang Rumahnya Rusak Dapat Santunan Rp 50 Juta

"Selain itu juga maslah regulasi, karena tidak ada peraturan yang betul-betul mewajibkan masyarakat ketika membangun rumah, termasuk renovasi atau pengembangan berikutnya betul-betul harus tahan gempa," kata dia.

Dengan begitu, setiap ada gempa dengan skala richter yang tinggi akan mengakibatkan banyak rumah warga yang rusak dan menimbulkan korban jiwa.

Salah satu contohnya seperti pada musibah gempa berkekuatan 6,4 skala richter di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Tercatat sedikitnya 1454 rumah warga di Lombok mengalami rusak.

"Itu yang menyebabkan kenapa jika terjadi gempa merusak bangunan banyak, timbul korban jiwa. Ini bukan hanya permasalahan yang ada di Lombok, tapi daerah lain di Indonesia mengalami permasalahan yang sama," katanya.

Baca Juga: Gempa Lombok Tak Timbulkan Tsunami, Ini Penjelasan BNPB

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI