PPP versi Muktamar Jakarta Belum Tentu Dukung Jokowi

Senin, 30 Juli 2018 | 17:09 WIB
PPP versi Muktamar Jakarta Belum Tentu Dukung Jokowi
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar VIIIĀ  Jakarta, tanggal 2 November 2014, yakni Djan Fafidz, resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum PPP. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PPP versi Muktamar ke VIII di Jakarta, belum tentu mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang. Padahal, DPP PPP kubu Romahurmuziy (Romy) sejak jauh-jauh hari menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Menurut Plt Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Humprey Djemat, sementara ini pihaknya masih terus mengumpulkan aspirasi dari kader PPP di seluruh Indonesia. Sebab itu, ia tak ingin menentukan sikap politiknya di awal.

"Kita itu tentu akan menampung aspirasi dulu. Ini kan baru saja Plt, dan Plt tentu harus katakanlah melakukan konsolidasi termasuk antara lain juga menanyakan kepada struktur organisasi di bawah soal posisi kita pada pilpres," kata Humprey di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (30/7/2018).

Humprey yang baru diangkat sebagai Plt Ketua Umum PPP menggantikan Djan Faridz yang telah mengundurkan diri mengatakan, DPP PPP tak bisa mengambil keputusan sepihak tanpa membicakan lebih dulu dengan struktur partai di bawahnya, dari tingkat DPW provinsi hingga ke tataran cabang dan ranting.

"Jadi demikian, harus melakukan juga pembicaraan dengan seluruh elemen organisasi di PPP. Terlalu dini kalau kita bilang mendukung si A atau si B," ujar Humprey.

Menurut dia, Humprey dan jajarannya bisa saja ikut dengan sikap politik PPP kubu Romy mendukung Jokowi. Namun hal itu bisa terwujud apabila kedua belah pihak telah sepakat untuk islah.

"Tapi kalau sekarang bicara seperti itu (arah dukungan), berarti Plt mendahului keputusan dari organisasi PPP, tidak boleh itu," kata Humprey.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI