Suara.com - Kurang lebih sebanyak 80 orang tim evakuasi pendaki gunung Rinjani yang masih berada di kawasan danau segara anak dikerahkan untuk membantu evakuasi ratusan pendaki yang masih terjebak di Gunung Rinjani.
80 orang itu merupakan petugas gabungan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Polri, Basarnas, TNI dan masyarakat umum. Sebelum berangkat, terlebih dahulu dilakukan upacara dan pengarahan yang dipimpin Kepala Balai TNGR NTB, Sudiono di Sembalun.
Dalam arahannya, Sudiono meminta kepada tim evakuasi untuk menjaga keselamatan selama dalam melakukan tugas kemanusian ini.
Tim juga harus menjaga kekompakan selama proses evakuasi. Sehingga, para pendaki yang masih berada di Gunung Rinjani bisa dibawa dengan selamat.
"Mari kita jalankan misi ini dengan baik dan penuh tanggungjawab sebagaimana yang diharapkan bersama," kata Sudiono seperti dikutip dari laman Lobokita.com (jejaring Suara.com).
Baca Juga: Pabrik Tempe Kali Item Rugi Rp 1 Juta Perhari Jika Stop Produksi
Seperti diketahui, Pada Minggu (29/7/2018) pagi, wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa diguncang gempa dengan kekuatan 6,4 SR. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari situs resmi BMKG, gempa bumi tektonik ini terjadi sekitar pukul 05.47 WIB.
Akibat dari gempa tersebut dikabarkan puncak Gunung Rinjani longsor.
Kapolres Lombok Timur, AKBP M Eka Fathurrahman mengatakan, tiga warga negara asing dari India menjadi saksi atas kejadian longsor di puncak gunung Rinjani.
"Dari keterangan yang diperoleh tiga pendaki dari luar negeri itu menjadi saksi adanya longsor di puncak Gunung Rinjani akibat gempa," kata Eka Fathurrahman kepada wartawan.
Ia menjelaskan ketiga pendaki Gunung Rinjani asal India tersebut juga mengalami luka-luka, setelah sampai di atas.
Baca Juga: Satelit NASA Mulai Memburu Planet Baru
Selain itu, ketiga pendaki tersebut menceritakan kalau di atas itu, akibat adanya longsor membuat terjadinya pecahan di atas gunung yang dimungkinkan ikut longsoran.