Toboali City On Fire Makin Meriah dengan Tambahan Acara

Senin, 30 Juli 2018 | 09:00 WIB
Toboali City On Fire Makin Meriah dengan Tambahan Acara
Toboali City On Fire (TCOF) season 3. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gaung Toboali City On Fire (TCOF) season 3 menggema di Bangka Selatan, tepatnyadi
Pantai Laut Nek Aji Toboali Bangka Selatan. Perhelatan yang digelar 27 - 30 Juli 2018 itu didatangi ribuan wisatawan dan berlangsung meriah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Selatan, Haris Setiawan, dan seluruh perangkat panitia yang terlibat, bahkan menambah beberapa acara lagi setelah sebelumnya hanya mencantumkan 16 acara.

"Ini imbas dari eforia masyarakat yang sangat tinggi. Kami masukkan lagi dua acara yang bisa mengangkat potensi daerah Bangka Selatan untuk pariwisata Indonesia. Semoga berdampak positif," ujar Haris.

Beberapa acara tersebut adalah memanggang 20 ribu otak-otak dan memakan ikan yang dikombinasikan dengan dongeng anak-anak. Semua wisatawan mancanegara dan Nusantara mendatangi berbagai spot acara dan destinasi di area Bangka Selatan.

Toboali City On Fire (TCOF) season 3. (Dok: Kemenpar)
Toboali City On Fire (TCOF) season 3. (Dok: Kemenpar)

"Ada acara yang berdasarkan inisiatif masyarakat. Sekitar 20 acara lebih Toboali ini, kami gelar. Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang terus konsisten mendukung Bangka Belitung membangun pariwisatanya, karena dengan pariwisata, masyarakat kita akan sejahtera," tambah Sekda Kabupaten Bangka Selatan, Suwandi.

Pemkab Bangka Selatan menargetkan jumlah pengunjung yang akan hadir selama pelaksanaan acara ini sebanyak 20.000 orang.

"Kita melibatkan banyak komunitas di Bangka Selatan. Para seniman dan anak-anak muda yang kreatif. Komunitas-komunitas itu dijadikan bagian dari kepanitian pelaksana, sehingga kami bersinergi dengan berbagai unsur," tambah Suwandi, yang juga diamini Haris.

Sederet acara di TCOF Season III adalah Toboali Photo Competition, Toboali Fashion Carnival, Festival Tari Kreasi Daerah, Nganggung 1.000 Dulang, Toboali Oriental Mural Festival, Festival Band, Festival Layang-Layang, Festival Barongsai, Lomba Pembuatan Film Dokumenter, Touring Komunitas Motor, Ritual Adat Buang Jung, dan Festival Kuliner.

Sebelumnya, ribuan orang menghadiri malam pembukaan di tempat yang sama. Suasana meriah pun menghiasi TCOF yang ketiga kalinya digelar ini, dan merupakan acara wisata di Bumi Junjung Be­saoh Bangka Selatan.

Acara dihadiri Gubernur Babel, yang diwakili Kepala Dinas Kominfo Babel, Dr Drs Sudarman, Bupati Bangka Selatan, H Justiar Noer, Wakil Bupati, Riza Herdavid, Kajari, Safrianto Zuriat Putra serta Kapolres, AKBP Aris Sulistyono, Wakil Ketua DPRD Babel, Toni Purnama, Ketua Penggerak PKK Basel Ekawati Justiar, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan kepala OPD setempat.

Toboali City On Fire (TCOF) season 3. (Dok: Kemenpar)
Toboali City On Fire (TCOF) season 3. (Dok: Kemenpar)

Acara juga dihadiri Duta Besar Cina untuk Indonesia, Mr Xiau Qian, yang diwakili Mr Li Hanging, Ketua Dewan Promosi Perdagangan International Cina untuk Indonesia, Mr Chen Min, para Kepala BUMN Cina dan beberapa pengusaha, Don Hasman, Risman Marah, Teguh Santosa ASITA Indonesia dan Teguh Santosa dan tujuh Ketua ASITA Indonesia.

Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer, menyebut, Toboali City on Fire menjadi penyemangat bagi Pemkab Basel dan masyarakat Bumi Junjung Besaoh. Menurutnya, acara wisata tahunan yang mulai digelar sejak 2016 ini diapresiasi kembali oleh Kementerian Pariwisata.

"Terima kasih atas dukungan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata. TCOF ini merupakan penggambaran dari semangat yang berapi-api, semangat yang membara, perwakilan dari kebangkitan pariwisata di daerah Kabupaten Basel,” ujar Justiar.

Menurutnya, di sinilah pentingnya pariwisata yang berkualitas. Seiring dengan meningkatnya kesadaran berbagai pihak terhadap lingkungan dan isu-isu tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan, telah memberikan kontribusi terhadap pandangan pentingnya prinsip wisata yang berkelanjutan.

"Back to nature, kembali ke alam. Kita mengajak masyarakat untuk kembali kepada alam, melestarikan dan memelihara alam, budaya dan lingkungan sebagai satu kesatuan. TCOF season 3 merupakan manifestasi dari semangat melestarikan lingkungan mengangkat pesona seni dan budaya yang berapi-api yang dituangkan dalam berbagai rangkaian pegelaran budaya, karnival dan kompetisi,” katanya.

Orang nomor satu di Basel itu berharap, acara wisata tahunan ini dapat menguatkan persatuan dan kesatuan antar sesama serta menguatkan pondasi kepariwisataan yang telah dirintis, sehingga mampu mencapai tujuannya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. "

Melestarikan alam dan budaya, sehingga pariwisata dapat menjadikan daerah kita semakin maju, makmur dan sejahtera. Kepada peserta dan wisatawan, saya ucapkan selamat datang dan selamat menikmati TCOF season 3 ini. Selamat berkarya cipta, mengenal seni dan budaya Junjung Be­saoh Bangka Selatan, selamat mengeksplor destinasi wisata kami. Semoga acara ini dapat berjalan dengan lancar, memberikan kesan yang baik dan mendalam baik bagi masyarakat, peserta dan pengunjung,” tutur Justiar.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpa,  I Gde Pitana, didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh, mengatakan,
kemajuan pariwisata sangat terkait dengan unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas). Provinsi Babel, termasuk Kabupaten Bangka Selatan, serius mengusahakan kemajuan di tiga unsur pendukung pariwisata tersebut.

“Jangan lupa, jika mengadakan sebuah festival, agendanya harus tepat. Jangan berubah-ubah, harus konsisten dari tahun ke tahun. Itu akan membuat Kemenpar lebih mudah dan fokus mempromosikannya. Tepatnya jadwal juga akan memudahkan wisatawan untuk datang,"kata Masruroh.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia mengatakan, dalam tiga hari ada banyak agenda yang mengisi festival yang terbilang besar.

Menurutnya, unsur penthahelix sangat menentukan suksesnta sebuah acara.

"Akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media harus bersatu di daerah. Tujuannya untuk memajukan pariwisata. Ingat, jangan buang sampah sembarangan, jaga sebuah acara dengan kebersihan," sarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI