Suara.com - Penyidik Subdit 4 atau Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Herdi Sibolga di Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018) lalu.
Dari lima orang tersebut, empat orang sudah diamankan, termasuk salah satunya adalah penembak atau eksekutor pembunuhan Herdi, sementara otak pembunuhan atau yang menyuruhnya masih dalam pengejaran polisi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, bahwa keempat tersangka yang sudah ditahan tersebut sudah menjelaskan proses penembakan terhadap Herdi.
Berawal dari suruhan AX yang merupakan dalang dari pembunuhan, SM dan PWT alias OP pun langsung melakukan pengawasan terhadap kegiatan harian Herdi.
"Mereka mengawasi situasi. Kegiatan korbannya juga dipelajari setiap harinya seperti apa, pulang kerja jam berapa, dia makan dimana, semuanya dibuntuti," katanya di Mapolda, Jakarta, Sabtu (28/7/2018).
Dan setelah sekian lama dibuntuti, akhirnya mereka memutuskan untuk menembak Herdi pada tanggal 20 Juli 2018. Pada saat itu, sebelum Herdi pulang kerja, mobil dan sepeda motor pelaku sudah menunggu di area rumahnya.
"Sebelum korban pulang, mobil roda empat dan motor sudah menunggu di sekitar rumah korban. Pada saat korban pulang kerja dan memarkirkan mobil, korban pulang jalan kaki menuju rumahya kemudian salah satu pelaku memberi kode kepada eksekutor yang menggunakan kendaraan roda dua mengejar dari belakang langsung melakukan penembakan dari jarak dekat sebanyak dua kali ke arah korban hingga korban meninggal dunia," kata Argo.
Setelah menjalankan aksi tersebut, pelaku pun meninggalkan lokasi. Namun, jejak mereka dapat dilacak oleh polisi karena terekam dalam CCTV yang ada di rumah korban.
Setelah kejadian tersebut, Polisi pun mendapat laporan dari masyarakat, dan langsung membawa jenazah Herdi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diotopsi.
Dari hasil otopsi, Herdi meninggal karena ditembak di bagian leher dan bagian bawah ketiaknya oleh orang tak dikenal.
Argo mengatakan, motif penembakan terhadap Herdi adalah persaingan bisnis. AS yang juga pengusaha minyak solar seperti Herdi tidak terima dengan perkembangan bisnis Herdi yang begitu cepat.
Untuk itu dia menyuruh orang bayaran untuk menembaknya dengan menjanjikan uang Rp 400 juta. Namun, dari jumlah tersebut baru Rp 50 juta yang telah dicairkan kepada tim eksekutor.