Suara.com - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) menggelar Ijtimak Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Jumat (27/7/2018). Acara tersebut diklaim akan dihadiri ratusan ulama.
Ketua Umum GNPF Ulama Ustadz Yusuf Muhammad Martak menegaskan tujuan digelarnya acara tersebut bukan pesanan untuk mendukung salah satu calon presiden. Acara itu murni digelar untuk memberikan ruang kepada para ulama membahas seputar permasalahan negara.
Pasalnya, ia merasakan selama ini para ulama di Indonesia tidak pernah dilibatkan dalam membahas persoalan negara.
"Selama ini ulama hanya dijadikan sebagai endorsement atau stampel. Tokoh nasional hanya diajak dan diberi ruang-ruang untuk diskusi tapi tidak diberi peran," kata Yusuf dalaam konferensi persnya.
Baca Juga: Ulama Aniaya Perempuan saat Kalah Debat soal Talak 3 di Televisi
Dalam acara tersebut pun mereka mengundang lima partai yakni Partai Gerindra, PAN, PKS, PBB dan Partai Berkarya. Nantinya, kelima partai tersebut akan berdiskusi dengan para ulama yang akan hadir.
"Di dalam pembahasan-pembahasan di dalam komisinya nanti sampai sidang dan sebagainya bisa mendapat suatu kesimpulan-kesimpulan yang keterkaitan dengan ekonomi, politik, kelembagaan dan dakwah," katanya.
Rencananya, apabila calon rekomendasi para ulama dan tokoh nasional terpilih sebagai Presiden 2019 nanti, ulama dan tokoh nasional akan mendampingi dan ikut mengawal jalannya pemerintahan. Adapun niat ke depannya, para ulama dan tokoh nasional masuk ke dalam kabinet pemerintahan.
Diketahui, acara tersebut berlangsung selama dia hari, Jumat hingga Sabtu, 27-29 Juli 2019. Acara itu akan dihadiri 600 ulama dan tokoh dari berbagai daerah di Indonesia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman dikabarkan akan hadir pada malam nanti.
Baca Juga: Didukung NU Jadi Cawapres Jokowi, Mahfud : Nahdlatul Ulama Netral