Suara.com - Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh P Daulay menyebut pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai tanda. Tanda yang dimaksud ialah pembentukan koalisi penantang calon presiden Joko Widodo.
Saleh menjelaskan pertemuan tersebut menandakan adanya keinginan dua partai untuk mengusung capres dan cawapres di luar partai koalisi pendukung pemerintah.
"Pertemuan itu sendiri kan sudah tanda-tanda. Tandanya ada keinginan bersama untuk mengusung capres dan cawapres penantang jokowi. Kita masih menunggu komunikasi dengan PKS," kata Saleh saat dihubungi suara.com, Jumat (27/7/2018).
Namun, ia mengelak apabila dalam pertemuan tersebut, SBY mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres yang diusung oleh Partai Demokrat.
Baca Juga: PDIP: Daripada Urus Koalisi, SBY Baiknya Ungkap Tragedi Kuda Tuli
"Saya kira belum sejauh itu. Kalau untuk itu, seluruh pimpinan parpol yang akan berkoalisi perlu duduk bersama. Sebab, masing-masing memiliki kandidat yang siap diusung," ujarnya.
Ia pun menambahkan, kemungkinan PAN pun tidak akan bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi. Meskipun begitu, Saleh tidak menutup kemungkinan jika pada akhirnya PAN akan berlabuh di tangan Jokowi melihat kondisi politik yang masih cair.
"Dari arus bawah kelihatannya ke situ. Walau demikian, politik tetap dinamis. Untuk alasan-alasan politis, bisa saja berubah," pungkasnya.
Untuk diketahui, Zulkifli mendatangi kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018) malam.
Mengenai pertemuannya dengan Zulkifli Hasan, SBY menegaskan masih dalam penjajakan untuk berkoalisi mengusung calon presiden dan calon wakil presiden yang berlaga pada Pilpres 2019.
Baca Juga: Ditegur SBY, Romahurmuziy : Saya Hormati Pilihan Politik SBY