Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih mengupayakan agar sembilan nama dari Majelis Syuro bisa maju sebagai calon presiden alternatif (capres alternatif) dan cawapres alternatif. Hal itu memperkuat adanya kemungkinan PKS tidak mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Wakil ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menjelaskan bahwa pembahasan capres di ruang partai-partai koalisi masih berjalan sangat alot. Hidayat menilai kondisi politik masih sangat dinamis.
Di sisi lain, Presiden PKS Sohibul Iman sempat menyatakan bahwa sosok capres Prabowo bukanlah sosok muslim yang taat. Hal itu tentu berseberangan dengan citra PKS.
"Capresnya juga masih alot dibahas, kan belum selesai juga capresnya siapa cawapresnya siapa, kan belum selesai," kata Hidayat di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jumat (27/7/2018).
Baca Juga: Hari Ini Prabowo Bertemu Majelis Syuro PKS Bicara Koalisi Pilpres
Hidayat mengungkapkan sembilan nama hasil dari keputusan Majelis Syuro PKS diajukan untuk dua opsi capres dan cawapres. Dari sembilan nama itu tidak menutup kemungkinan menjadi capres alternatif selain capres Prabowo.
"Kami punya sembilan masa kurang sih. Sembilan itu bisa capres dan cawapres, loh. Kalo sembilan itu dari sisi PKS ya. Kami pikir lebih dari cukup," ujarnya.
Ketika ditanyakan perihal Prabowo bukan harga mati bagi PKS, Hidayat mengaku akan membahasnya nanti.
"Prabowo, ya nanti kita bahas bersama-sama," pungkasnya.
Untuk diketahui, Presiden PKS Sohibul Iman menjelaskan alasannya kenapa hingga saat ini, pihaknya masih setia berkoalisi dengan Partai Gerindra. Meskipun Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto dinilai bukan sebagai muslim yang taat.
Baca Juga: Presiden PKS Sohibul Iman : Prabowo Bukan Muslim yang Taat
Menurut Sohibul Iman, kedekatan PKS dengan Gerindra bukan tanpa sebab. Melainkan dilandasi faktor historis dan sosiologis, di mana kelompok Islam dan nasionalis selalu beriringan membangun negeri.