“Acara ini sesuai dengan Nawa Cita ke-3, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,” paparnya.
Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I, Hendry Noviardi, menegaskan, jika festival cross border selalu memiliki daya tarik bagi wisatawan.
“Kemasan festival cross border selalu mempunyai daya tarik, sehingga wisatawan datang dalam jumlah besar. Unsur atraksi yang menarik dan jarak yang tidak terlalu, menjadi alasan wisatawan cross border selalu memadati acara seperti Festival Cross Border Atambua 2018 ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Yohanes Andes Prihatin, mengatakan, selain bisa menjaring wisatawan mancanegara, Festival Cross Border Atambua 2018 juga turut mengenalkan potensi budaya Atambua.
“Acara ini bukan hanya soal musik. Ada kegiatan budaya yang juga ditampilkan. Festival ini adalah sarana tepat untuk mengenalkan budaya Atambua dan Belu,” paparnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mendukung pelaksanaan Festival Cross Border Atambua 2018.
“Menjaring wisatawan di daerah perbatasan adalah langkah yang baik. Potensi kehadiran mereka sangat tinggi. Apalagi jika disuguhan dengan atraksi yang luar biasa dan mereka kenal. Kali ini, cross border Atambua disuguhkan dengan atraksi musik berkualitas dan sudah dikenal. Apalagi musisi dari negara tetangga juga terlibat. Saya yakin, acara ini akan sukses. Ayo, datang ke Atambua,” katanya.