Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru saja meresmikan revitalisasi Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2018) malam. Ia menyebut, anggaran revitaliasi itu mencapai Rp 77 miliar.
"Ini KLB dari dua perusahaan, terus CSR satu," ujar Anies Baswedan di Lapangan Banteng, Jakarta.
Menurut dia, anggaran tersebut menggunakan dua skema, yaitu pemenuhan kewajiban kompensasi atas pelampauan nilai koefisien lantai bangunan PT. Sinar Mas Teladan yang memiliki kewajiban dalam penataan kembali Lapangan Banteng Segmen Monumen Pembebasan Irian Barat dan taman sisi selatan.
Pemenuhan kewajiban kompensasi atas pelampauan nilai koefisien lantai bangunan Rahadi Santoso dan Irma Rahadi Santoso dalam pembangunan pagar lapangan olahraga serta anggaran corporate social responsibility (CSR) dari PT. Rekso Nasional Food dalam hal perbaikan fasilitas lapangan olahraga serta penyediaan area bermain anak-anak.
Baca Juga: Nadine Chandrawinata - Dimas Anggara Belum Juga Bulan Madu
Anies mengaku bersyukur proses revitalisasi berjalan dengan baik. Ia pun berharap Lapangan Banteng tidak hanya memiliki rancangan yang mempesona, namun menjadi tempat berinteraksi antar warga.
"Semoga terus menjadi salah satu ikon utama di Jakarta dan Indonesia karena ini adalah salah satu lapangan paling bersejarah. Ini tempat di mana masing-masing era memiliki pemanfaatan yang berbeda," kata dia.
Kegiatan penataan ulang Lapangan Banteng mencakup revitalisasi monumen, pengembalian sumbu utama Lapangan Banteng, penambahan bangunan amphitheater, penambahan bangunan penunjang, renovasi lapangan olahraga, dan konservasi area hijau seluas kurang lebih tiga hektare di sisi selatan Lapangan Banteng yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau kota.
Kemudian, revitalisasi sumbu utama Lapangan Banteng bertujuan untuk mengembalikan sumbu Timur-Barat yang menghubungkan Monumen Nasional dengan Monumen Pembebasan Irian Barat secara visual.
Proposal Desain Revitalisasi Lapangan Banteng telah melewati proses panjang dalam berbagai sidang di Tim Sidang Pemugaran (TSP) Pemprov DKI Jakarta dengan Arsitek Penanggung Jawab Sidang TSP yaitu Ir. Yori Antar yang berusaha mengembalikan sumbu tegas Timur – Barat Monumen yang dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban.
Baca Juga: Diteriaki 'Hidup Ahok-Djarot' di Lapangan Banteng, Ini Kata Anies
Dengan perkuatan kembali sumbu tersebut, diharapkan dapat menghidupkan lagi kegiatan protokoler yang dapat dilakukan di Lapangan Banteng, seperti upacara dan pawai kenegaraan, pertunjukkan kesenian dan kebudayaan, serta pesta rakyat.
Untuk diketahui, pada sisi selatan monumen dirancang area Amphitheatre yang di dalamnya terdapat fasilitas ruang yang dapat diisi oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) dilengkapi dengan Floating Stage serta Air Mancur Menari. Masyarakat dapat menyaksikan pertunjukan Air Mancur Menari dan laser dengan durasi waktu 15 menit setiap pertunjukan.
Lagu yang akan mengiringi pertunjukan, yaitu Bagimu Negeri, Tanah Air, Indonesia Pusaka, Surilang dan Yamko Rambe Yamko yang akan dinyalakan tiga kali di setiap akhir pekan, yakni pukul 18.30 WIB, 19.30 WIB, dan 20.30 WIB. Hal itu bertujuan untuk memberikan kesan monumental kepada masyarakat dalam menikmati Monumen Pembebasan Irian Barat.
Selanjutnya, pada sisi utara ditambahkan bangunan penunjang dengan deretan bendera yang menjadi latar belakang dari Monumen ketika dinikmati dari Amphiteater. Bangunan ini juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan Lapangan Olahraga dan Lapangan Banteng yang dilengkapi dengan fasilitas kamar bilas dan ruang ganti, toilet difabel, toilet pengunjung, serta mushola.
Pada bangunan Monumen dilakukan pemugaran untuk memperbaiki kondisi cawan monumen dan penambahan ruang di bawah cawan yang akan difungsikan sebagai galeri.