Digaji Rp 4 Juta, Ini Pengakuan Eks Buzzer Rahasia Ahok

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 24 Juli 2018 | 07:00 WIB
Digaji Rp 4 Juta, Ini Pengakuan Eks Buzzer Rahasia Ahok
Ahok (instagram @@basukibtp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Mereka mengatakan kepada kami, bahwa Anda harus memiliki lima akun Facebook, lima akun Twitter dan satu Instagram. Mereka mengatakan, semua itu harus dirahasiakan," katanya.

"Mereka mengatakan saat itu adalah 'perang' dan kami harus menjaga medan perang, serta tidak memberi tahu siapa pun tentang tempat kami bekerja.”

Pada Pilkada DKI 2017, Ahok bersanding dengan calon wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Ahok kala itu harus melawan dua rival yang terbilang keras berat dalam dunia politik.

Pertama, ada Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua, ada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang juga didukung seteru politik Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto.

Baca Juga: TGB Akhirnya Keluar dari Partai Demokrat

Ahok juga harus menghadapi serangan mengenai dugaan menodai agama. Ia juga mendapat serangan diskriminasi berbasis rasialisme. Puncaknya, sejumlah kelompok anti-Ahok menggelar demonstrasi besar-besaran dengan mengatasnamakan agama.

Mereka mendesak pengadilan menyatakan Ahok bersalah dalam kasus penodaan agama—kelak, vonis hakim memutusnya bersalah dan Ahok diganjar 2 tahun penjara.

Pesan bahwa Ahok adalah orang yang menodai agama, dipromosikan secara besar-besaran di media-media sosial. Gerakan klandestin berbasis medsos bernama Muslim Cyber Army (MCA), menjadi motor kampanye tersebut.

Sama seperti Alex, MCA juga adalah buzzer yang membuat ratusan akun medsos palsu dan anonim untuk menyebar pesan Ahok-penoda-agama. MCA juga yang menyebar pesan agar publik tak lagi memilih Ahok dalam Pilkada DKI 2017.

"Saya dan yang lain, bekerja sebaliknya. Kami dipekerjakan untuk melawan sentimen anti-Ahok itu di media-media sosial. Termasuk membuat tagar kritik terhadap kandidat lawan," tuturnya.

Baca Juga: Tiket Upacara Pembukaan Asian Games Telah Terjual 20 Persen

Ia mengungkapkan, timnya terdiri dari pendukung Ahok dan mahasiswa yang terpikat oleh bayaran Rp 4.134.000 per bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI