Suara.com - Mayoritas rakyat Indonesia disurvei tidak mau Joko Widodo kembali menjabat sebagai presiden di periode selanjutnya, 2019-2023. Dari survei itu, hanya 44,10 persen yang menginginkan supaya mantan Gubernur DKI Jakarta itu memimpin dua periode.
Kondisi tersebut terekam melalui hasil jejak pendapat yang dilakukan lembaga Media Survei Indonesia (Median) pada 6-15 Juli 2018.
"47,90 persen masyarakat menginginkan Presiden Jokowi diganti oleh tokoh lain pada Pilpres 2019. 44,10 persen masih berharap Jokowi memimpin kembali dan 8,00 persen tidak mau menjawab," kata Direktur Riset Median, Sudarto di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2018).
Menurut Sudarto, keinginan publik untuk memiliki Presiden baru makin meningkat sejak April hingga Juli 2018 saat ini. Kata dia, pada April lalu, terdapat 46,4 persen publik yang menginginkan Presiden baru dan 45,2 berharap Jokowi memimpin lagi.
Baca Juga: Seaman: Cech Tetap Nomor Satu di Arsenal
"Artinya, jumlah publik yang berharap dan ingin mengganti Jokowi lebih tinggi dan cenderung membesar (dari 46,4 persen, menjadi 47,1 persen)," ujar Sudarto.
Kondisi tersebut dipengaruhi rasa kurang yakin publik, terhadap petahana untuk mengatasi persoalan ekonomi di tanah air.
"Ketika ditanya, 'menurut Anda apakah Jokowi akan mampu atau tidak mampu membenahi dan memperbaiki kondisi ekonomi di Indonesia saat ini?'. 46,36 persen menjawab tidak mampu. 41,69 persen jawab mampu, 15,94 persen lagi tidak menjawan," tutur Sudarto.
Survei dilakukan dengan metode ilmiah dengan populasi survei seluruh warga yang memiliki hak pilih. Sebanyak 1200 respon dilibatkan dalam survei kali ini. Dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas poupilasi dan provinsi dan gender.
Baca Juga: Mahasiswi Indonesia Kritis Diperkosa Lelaki Misterius di Belanda