Ketiga, belum terpasang papan informasi dan penunjuk arah lokasi venue dengan bilingual.
"Hanya berupa piktogram, akan membuat pengunjung asing yang tidak paham pictogram bingung,” katanya.
Ketiga, transportasi yang terintegrasi yang sudah tersedia, yakni akan disediakan INASGOC berupa bus TransJakarta/Golf car.
"Akan tetapi belum terlihat hal demikian untuk venue di luar kawasan GBK. Misalnya Pulomas, GOR Bulungan, TMII, Velodrome," ujar Adrianus.
Baca Juga: Vonis 4 Tahun Bui, Jennifer Dunn - Jaksa Kompak Ajukan Banding
Lima, water fountain atau tap water kondisinya sudah strategis dan mudah diakses. dari segi hiegenitas menjadi pertanyaan Jika tidak, pengguna venue akan terkena wabah penyakit.
Keenam, Belum ada sarana pengukur kepuasan pengunjung di seluruh venue yakni pada 24 lokasi. Sebanyak 20 venue tidak memiliki sarana pengukur kepuasan pengunjung.
Ketujuh, untuk pertandingan pada malam hari sudah ada penerangan disejumlah besar venue. Akan tetapi, penerangan jalan atau sekitar venue pada malam hari penting juga.
Kedelapan, sebagian besar venue tidak ada emergency exit atau baru akan mengadakan dalam waktu dekat.
"Hal ini akan menjadi pertanyaan dari pihak lain, karena emergency exit ini sangat vital keberadaannya. Emergency exit baru ada venue, 2 baru akan ada, dan pada 15 lokasi venue tidak ada emergency exitnya," Adrianus menyebutkan.
Baca Juga: KPK Periksa 5 Tersangka Suap APBD-P Kota Malang
Sembilan, baru 11 venue yang akan mengadakan klinik kesehatan, 4 venue tidak memiliki, dan 9 venue yang sudah menyediakan klinik kesehatan. Hanya 3 venue yang sudah menyiapkan ambulance dan petugasnya, 3 venue yang tidak memiliki, dan sisanya 18 venue baru akan mengadakan.