Gara-gara Tiket Kertas, Penumpang KRL Pilih Pulang

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 23 Juli 2018 | 08:12 WIB
Gara-gara Tiket Kertas, Penumpang KRL Pilih Pulang
Petugas station mengecek tiket penumpang di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) di stasiun Depok Lama memutuskan untuk kembali pulang atau dengan menggunakan moda alternatif lainnya dikarenakan antrean panjang hingga mengular pada Senin (23/7/2018) pagi, dikarenakan pembaharuan sistem tiket.

"Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekomplek," kata salah satu penumpang KRL Puteri Lenggogeni di Jakarta, Senin.

Puteri merupakan warga Depok yang bekerja di Jakarta Pusat dan setiap hari ia mengandalkan KRL untuk berangkat dan pulang kerja.

Puteri mengaku dirinya juga sulit mendapatkan tiket karena antrena yang panjang hingga 500 meter mulai dari subuh.

Baca Juga: Awas, Data iCloud Kini Bisa Disensor Pemerintah Cina

"Antreannya sangat panjang, untuk tubuh aku kecil jadi bisa selap-selip," ujarnya.

Dia menuturkan warga Depok sudah mengantisipasi perubahan sistem tiket tersebut dengan datang lebih awal di Stasiun Depok Lama karena informasi sudah tersebar di grup WhatsApp.

"Aku sampai stasiun jam enam, cuma kata tetangga subuh ramai banget, karena orang udah antisipasi dari kemarin," katanya.

Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia mengatakan pihaknya memberlakukan tiket kertas sehubungan dengan masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik.

Vice President Komunikasi Perusahaan KCI Eva Chairunisa menjelaskan bagi seluruh pengguna kartu multi trip (KMT) dan uang elektronik untuk sementara kembali mengantre tiket kertas selama masa pembaharuan sistem tersebut.

Baca Juga: Sempat Dikira Hama, Warga Manggarai Tangkap Seekor Satwa Purba

"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung, "katanya.

Eva menjelaskan pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang.

Pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu 21 Juli 2018.

"Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," katanya.

Tiket kertas dijual seharga Rp3.000 ke semua stasiun tujuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI