Diduga Disuap Koruptor, Kalapas Sukamiskin Tertawa saat Diperiksa

Minggu, 22 Juli 2018 | 00:16 WIB
Diduga Disuap Koruptor, Kalapas Sukamiskin Tertawa saat Diperiksa
Sejumlah pengunjung terlihat keluar dari Lapas Sukamiskin Klas 1A Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/7/2018), di mana sebelumnya baru saja berlangsung operasi operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK. [Antara/Novrian Arbi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tersangka kasus suap jual beli penjara mewah yang juga Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, Wahid Husein tertawa-tawa saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK melihat, Wahid tak menyesali perbuatannya.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menjelaskan saat menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta pascaoperasi tangkap tangan (OTT), Wahid terkesan santai dan beberapa kali tertawa.

"Ada kesan begitu makanya dia santai-santai saja ngomongnya malah beberapa kali ditanya ketawa-ketawa," kata Saut saat konferensi pers di Gedung KPK Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Wahid juga terlihat tidak menyesali perbuatannya. KPK melihat, Wahid sudah terbiasa menerima suap dari para narapidana korupsi atau koruptor. Pemberian suap kepada Wahid untuk mendapatkan fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin memang terkesan sudah biasa dilakukan yang bersangkutan.

Baca Juga: KPK : Terkesan Kalapas Sukamiskin Biasa Terima Suap dari Koruptor

"Kalau lihat dari cerita yang kami pantau dari kemarin pagi sampai hari ini, memang ada kesan itu sudah terbiasa. Sehingga menjadi aneh kalau tidak dijalankan sama si pendatang (narapidana) barunya," kata Saut.

KPK baru saja menetapkan empat tersangka suap pemberian fasilitas, pemberian perizinan ataupun pemberian lainnya di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Sukamiskin Bandung.

Empat tersangka itu, yakni Kalapas Sukamiskin sejak Maret 2018 Wahid Husein (WH), Hendry Saputra (HND) yang merupakan staf Wahid Husein, narapidana kasus korupsi Fahmi Darmawansyah (FD) dan Andri Rahmat (AR) yang merupakan narapidana kasus pidana umum/tahanan pendamping (tamping) dari Fahmi Darmawansyah. Diduga sebagai penerima Wahid Husein dan Hendry Saputra. Sedangkan diduga sebagai pemberi, yakni Fahmi Darmawansyah dan Andri Rahmat.

KPK menduga Kalapas Sukamiskin menerima pemberian berupa uang dan dua mobil dalam jabatannya sebagai Kalapas Sukamiskin sejak Maret 2018 terkait pemberian fasilitas, izin, luar biasa dan lainnya yang tidak seharusnya kepada narapidana tertentu.

Penerimaan-penerimaan tersebut, kata Syarif, diduga dibantu dan diperantarai oleh orang dekat keduanya, yakni Hendry Saputra dan Andri Rahmat.

Baca Juga: KPK Tahan 4 Tersangka Kasus Jual Beli Penjara Mewah Sukamiskin

Dalam kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) itu, lanjut Syarif, KPK mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga terkait tindak pidana, yaitu dua unit mobil masing-masing satu unit Mitsubishi Triton Exceed warna hitam dan satu unit Mitsubishi Pajero Sport Dakkar warna hitam. Kemudian, kata dia, uang total Rp279.920.000 dan 1.410 dolar AS, catatan penerimaan uang, dan dokumen terkait pembelian dan pengiriman mobil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI