Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, diangkat sebagai Dewan Komisaris Angkasa Pura I, Kamis (19/7/2018).
Banyak pihak yang mendukung, akan tetapi banyak pula pihak yang malah mengkritik Ngabalin.
Pasalnya, dengan diangkatnya sebagai Dewan Komisaris Angkasa Pura I, Ngabalin kini merangkap dua jabatan.
Tak sedikit pihak yang meragukan kinerja Ngabalin dalam mengurusi persoalan transportasi udara. Menanggapi hal itu, ia langsung meresponnya. Menurutnya, tidak mudah untuk mendapatkan jabatan sebagai komisaris.
Baca Juga: Kurang Pede, Ihsan Maulana Mustofa Tumbang di Perempat Final
"Orang menjadi komisaris dari sebuah perusahaan tipe A itu bukan serta merta. Saya itu ditanya, diseleksi, diperiksa," kata Ngabalin di Hoteltop, Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).
Ia mengakui harus melewati tahap penyeleksian kemampuan bahasa. Bahkan, rekening keuangannya juga tak luput diperiksa oleh pihak penyeleksi.
"Posisi jabatan, kemampuan bahasa sampai kinerja saya lima tahun di parlemen, sekolah, latar belakang keluarga. Rekening saya diperiksa. Jadi bukan serta merta," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan jabatan terbarunya itu bukan sebuah hadiah. Ia meminta kepada pihak-pihak yang mengkritiknya untuk tidak memberikan pendapat yang menyesatkan.
"Makanya saya bilang orang yang bilang bagi-bagi jabatan itu memang intelektualitasnya lemah, kedua moralnya terganggu. Bangsa ini tidak boleh mengajari publik dengan pernyataan yang sesat dan menyesatkan," pungkasnya.
Baca Juga: Pelatih Persija Akui Mitra Kukar Lebih Diunggulkan