Mau Menikah, Wiwit TKI di Korsel Tewas Tercebur Kolam Besi Panas

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 20 Juli 2018 | 20:00 WIB
Mau Menikah, Wiwit TKI di Korsel Tewas Tercebur Kolam Besi Panas
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan Wiwit Sutrisnoputro. (Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia diduga karena kecelakaan kerja di Korea Selatan. Korban dikenal sosok yang dermawan.

TKI tersebut bernama lengkap Wiwit Sutrisnoputra, lelaki berusia 25 tahun. Ia tinggal di Dusun Jalakan RT06, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Bantul.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan dari Ngadiman dan Sumarsih ini, meninggal dunia pada Rabu (18/7/2018), sekitar pukul 19.00 WIB tau pukul 21.00 waktu Korea Selatan.

Wiwit meninggal saat bekerja. Wiwit tercebur dalam bak berisi air panas atau tempat rendaman besi.

Baca Juga: Ingin Mudah Dapatkan Asuransi Kesehatan yang Tepat? Ini Caranya

"Menurut keterangan polisi di sana murni meninggal karena kecelakaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul, Heru Suhadi, seperti diberitakan Harian Jogja—jaringan Suara.com, Jumat (20/7/2018).

Wiwit berangkat ke Korea Selatan pada Agustus 2016 lalu melalui BNP2TKI di Jakarta. Ia bekerja di perusahaan Taeyong Heating Plant, di Busan, Korea Selatan, sebagai operator, tepatnya bagian pengelasan.

Hal itu dibenarkan oleh salah satu staf Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) DIY, Julia, "Resmi berangkat ke Korea lewat pemerintah," kata Julia melalui pesan singkat aplikasi Whatsapp.

Sementara di kediaman Wiwit di Jalakan, sudah ramai warga untuk menyampaikan belasungkawa. Depan rumahnya juga sudah dipasang tenda. Karangan bunga dari LPK Bina Insani Group, tempat Wiwit kursus sebelum merantau juga terpampang depan rumah.

Sumarsih beberapa kali meneteskan air mata saat ditemui tamu, termasuk sejumlah awak media yang menemuinya. Ia masih belum percaya anaknya meninggal karena kecelakaan.

Baca Juga: Beda Sendiri, Ali Mochtar Ngabalin Datang ke Acara Golkar

Selama dua tahun di Korea, anak pertamanya itu rutin memberi kabar, dan menanyakan kabar tentang kondisi keluarga di kampung halaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI