World Class Destination, Wisata Labuan Bajo Makin Membanggakan

Jum'at, 20 Juli 2018 | 20:00 WIB
World Class Destination, Wisata Labuan Bajo Makin Membanggakan
Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo menunjukan progres positif. Pada Januari-Juni 2018, wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 80.598 wisatawan.

Statusnya pun berubah menjadi World Class Destination.

Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)
Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pariwisata membuat penerapan Carrying Capacity Taman Nasional Komodo. Caranya dengan membuat paket-paket atau pilihan destinasi, melalui Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya.

Acara ini akan digelar di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo, pada 23 - 24 Juli 2018.

“Bimbingan teknis merupakan salah satu kegiatan di bidang wisata sejarah dan warisan budaya. Output-nya adalah produk wisata budaya, berupa pengemasan dan pemaketan wisata tradisi dan seni budaya di Labuan Bajo. Hal ini sekaligus menindaklanjuti Perpres 16 Tahun 2017 tentang KKI (Kebijakan Kelautan Indonesia),” ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Rizki Handayani, didampingi Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya, Oneng Setya Harini.

Menurut Rizki, pengemasan dan pemaketan merupakan inti pariwisata. Wisatawan akan mendapatkan pengalaman dari perjalanannya.

Pariwisata tidak melulu tentang kesenangan dan kenyamanan, tapi bagaimana setiap perjalanan akan berbekas di benak para wisatawan.

“Pariwisata juga melibatkan proses edukasi dan pemberdayaan (empowerment). Harus ada keunikan yang spesial di setiap kegiatan pariwisata, sehingga diperlukan strategi pengemasan dan pemaketan yang tepat,” ujarnya.

Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)
Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)

Perempuan yang akrab disapa Kiki ini menilai, dengan pembuatan paket wisata, maka carrying capacity yang tengah dipersiapkan di TNK akan optimal. Selain itu, pengunjung dapat menikmati tidak hanya wisata bahari saja, tapi juga wisata ke Kampung Komodo, Kampung Rinca, dan Desa Adat Liang Ndara.

Liang Ndara adalah desa di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Daya tarik utama desa ini adalah Tarian Caci.

“Kegiatan Bimtek yang dihadiri Pentahelix ABCGM akan difokuskan kepada pengembangan Labuan Bajo dari sisi komunitas dan interpretasinya untuk menunjang produk wisata tradisi dan seni budaya di Labuan Bajo,” katanya

Rizki menambahkan, misi Kemenpar adalah menghasilkam produk pariwisata yang memiliki kekuatan story telling.

“Hal ini sekaligus untuk mendukung pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, demi menunjang keberhasilan pengembangan Labuan Bajo, Critical Success Factor (CSF) pun dilakukan. Diantaranya pembangunan rest area dan souvenir shop Puncak Waringin.

Prosesnya diawali dengan penyediaan desain arsitektur bergaya Nusantara oleh Kemenpar, yang lalu diteruskan Kementerian PUPR.

Aksinya akan digulirkan pada 2019, dengan memberikan keleluasaan, pemindahan pelabuhan peti kemas akan dilakukan. Prosesnya sudah mulai dengan pembebasan lahan dan tahun depan dimulai pembangunan Pelabuhan Bari sebagai pelabuhan peti kemas.

Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)
Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo. (Dok: Kemenpar)

Pelabuhan Labuan Bajo difokuskan bagi sektor pariwisata. Penerapan Carrying Capacity Taman Nasional Komodo pun dilakukan dengan perhitungan 11 titik selam.

“Berbagai perubahan dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan layanan, sehingga setiap layanan akan terfokus pada satu sistem. Kami sangat optimistis, kawasan ini cepat berkembang sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI